Thursday, January 26, 2006

Singapore - Malaysia

Warning !!! Say NO to High Heel.
Demi keselamatan kaki Anda,carilah sepatu/sandal yang nyaman. Sport shoes is the best.

Singapore Culture Shock : Jangan heran kalau rata2 80% muda-mudi Singapore memakai sumbat telinga(baca:earphone). Mereka tidak terlalu suka dengan basa-basi alias cuek.


16 - 1 - 2006 (SUB - JKT)
Malam semakin larut,tapi bagi ke 5 cewek yang sedang berkemas ini bukanlah saatnya berangkat ke alam mimpi. Petualangan sedang menanti kami di depan mata. Jadi malam itu kami (Ve,Lus,May,Cep,Ter) segera berangkat menuju Jakarta dengan menggunakan Air Asia. Tiketnya cuman 100ribu-an.Murah abis deh,emang terbukti "now everyone can fly" nya Air Asia. Setelah membayar airport tax sebesar Rp 25.000,-/person kami segera berangkat.
Di Juanda kami mendapat berita buruk, Florence pemilik apartment di Lucky Plaza,Singapore yang akan kami tinggali tiba-tiba memberikan kamar kami ke orang lain padahal DP sudah ditransfer ke dia.Ada ada saja! Langsung dengan meminta bantuan teman untuk online kami mencari no telp Summer Tavern yg memang ada di list pilihan kami.
Hujan rintik menyambut kami di Jakarta,lalu terdengar teriakan "Gambir...Gambir...terakhir Gambir". Ternyata itu suara bapak kondektur bus Damri yang telah menanti tepat di pintu kedatangan. Jam sudah menunjukkan tengah malam,kami putuskan untuk segera naik bus itu menuju ke daerah tengah kota JakPus. Tak lama,bang kondektur berkeliling mengumpulkan duit kami, Rp 15.000,- /orang. Kami melanjutkan perjalanan sedikit lagi menuju rumah saudara Ve (tempat kami bermalam) dengan menggunakan Taxi yang telah menanti di pemberhentian bus di Gambir.
17 - 1 - 2006 (JKT - BTM - SIN)
Udara yang sejuk dan hujan gerimis memanjakan kami,tapi waktu tidaklah punya kompromi. Kami segera berkemas dan mempersiapkan diri lalu menuju Gambir dengan menggunakan taxi. Kami membalik rute kemarin malam. Bandara Soekarno-Hatta cukup padat siang itu, kami menuju Batam dengan Air Asia lagi,tiketnya juga sama 100ribu++.Airport tax di Jakarta Rp 35.000,- .Batam kota yang cukup menarik,kecil tapi pesat perkembangannya. Kita bisa menggunakan jasa taxi dari Bandara Hang Nadim menuju Batam Centre dimana kita akan menyeberang ke pelabuhan Harbourfront,Singapore. Biaya taxi sudah dipatok sebesar Rp 70.000,- untuk perjalanan 15-20 menit itu. Di Batam Centre kita bisa memilih beberapa perusahaan penyedia ferry dengan jam yang bervariasi. Kami memakai jasa Wavemaster dengan harga SGD 18/orang (incl.adm and insurance). Di loket Wavemaster kami juga menerima Immigration Card lalu membayar fiskal sebesar Rp 500.000,- di loket pembayaran fiskal.
Dari kejauhan terlihat kelap kelip lampu yang semakin mendekat,ombak yang lumayan besar menyambut kedatangan kami. Dan....tibalah kami di Harbourfront Seaport! Hello Singapore... Kami langsung menuju ke MRT Station dan membeli EZ Link Card seharga SGD 15 yang bisa kita gunakan untuk naik MRT ataupun bus. Jika habis tinggal di isi ulang lagi lewat mesin yang tersedia di semua MRT station.



Mudah sekali! Kami langsung menuju ke Clarke Quay dan mencari Summer Tavern Hostel. Disana kami langsung disambut oleh Kahlil(sang pemilik) dan Bob(yang baru diketahui namanya blakangan) yang menyediakan ice lemon untuk kami semua sebagai welcome drink. Kami diharuskan mengisi form tamu masing2 dan langsung di antar ke kamar dorm yang bisa diisi sekitar 20 orang. SGD 23/person incl.breakfast menjadi pilihan yang lumayan murah bagi kami.

Mandi membantu kami menghilangkan kepenatan, lalu perut kami juga berteriak minta makan mengingat jam sudah menunjukkan hampir tengah malam. Hanya di ujung jalan,sudah bisa kami temui beberapa depot penjual makanan dan bar/ pub.

18 – 1 – 2006 (Sentosa Island)
Mata kami masih tak kunjung mau bekerjasama, tapi lalu aku ingat hey.. kita di Singapore! Bukan untuk tidur gitu loh! Jadi aku bangunkan yang lain lalu turun untuk breakfast di Living Room nya Summer Tavern. Baru kucermati lagi detil ruangan yang juga sekaligus Lobby ini. Ada 3 komputer berfasilitas internet di pojok ruangan yang bisa digunakan para tamu dari jam 6 a.m. s/d 12 p.m.(free) lalu beberapa sofa tempat para tamu bersantai atau bersosialisasi serta breakfast. Suasananya homely dan hangat banget, di meja bar (tapi tidak menjual liquor) ada kaleng berisi uang receh,dalam hati aku berpikir apa itu uang denda ya? Setelah kuperhatikan lagi ternyata itu koin2 dari berbagai tamu dari berbagai negara.Di dinding backgroundnya ada kayu berbentuk X yang ditempeli uang kertas dari berbagai negara juga.(Terlihat ada Rp 1000,- nya Indo)Di pojok ruangan mungil itu ada rak buku dengan banyak buku referensi travelling. Banyak backpacker berkeliaran di hostel ini.

Setelah breakfast ala western (roti,coffee,tea,orange juice) kami siap berangkat ke Sentosa Island. Kami berjalan ke MRT station terdekat Clarke Quay lalu menuju ke HarbourFront. Sesampai di sana tinggal mengikuti penunjuk jalan menuju Sentosa Bus Station. Dari kejauhan sangat mudah dikenali warnanya yang kuning terang. Berbeda dengan angkutan umum di tanah air, bus ini mempunyai jadwal sendiri dan tidak menunggu penuh baru berangkat. Bus itu langsung menghantar kami ke loket masuk Sentosa Island. Disana tiap orang membayar 2 SGD untuk tiket masuk 1 SGD untuk bus nya. Setelah mengambil brosur pusaka berisi rute free bus di dalam sentosa, kami langsung memulai petualangan kami. Ada 4 rute bus yang dibedakan dengan warna line dan 2 rute beach train.

Dengan yellow line kami sampai di Dolphin Lagoon tapi ternyata baru buka jam 10a.m.,tiba tiba ada kendaraan seperti kereta di pasar malam itu lewat kami segera melompat naik aja berkeliling sebentar dan turun di Pahlawan Beach. Tidak seperti pantai2 pada umumnya, pantai di sini seperti sudah ditata letaknya (So Singapore banget ..) Ombak juga tidak besar,pantainya putih bersih.

Next, kami masuk ke Underwater World. Yang menarik,ada dinosaurus kecil (serius nih) entah apa namanya tapi lucu banget ama naga laut (keren kayak di dongeng). Berkeliling Sentosa membuat kami lapar,maka kami menuju daerah Ferry Terminal dan makan Burger King. Dengan adanya jembatan penghubung Singapore – Sentosa Island, maka terminal Ferry ini sudah tidak diaktifkan. Sambil makan, kita tidak akan ditungguin kucing (spt kalo di Indo) melainkan burung hitam(entah apa namanya) dan Perkutut dan juga tak ketinggalan Merak. FYI aja, mereka makan kentang goreng loh!

Satu persatu attractions kami masuki, asik banget kayak di satu pulau penuh tempat wisata. Terakhir sebagai acara penutup, setelah melihat atraksi pink Dolphin kami segera cepat2 menuju tempat atraksi Magical Fountain (permainan air dengan laser). Kami dengan setia menunggu acara yang akan dimulai masih 1 ½ jam lagi. Kami dapat tempat tepat di tengah,pokoknya strategis banget yang diperebutkan ratusan orang disana.Itu yang menyebabkan kami sedikit kecewa ketika acara dimulai jam 7.40 dan hujan deras datang 10 menit kemudian (ditengah show) (_ _o) kami cukup lama bertahan jadi lumayan basah juga.Lalu ketika show selesai hujan pun reda.
Tips : Sedia payung sebelum hujan

Kami pulang dari Sentosa Island menuju Harbourfront menggunakan Cable Car. Dari atas bisa terlihat pemandangan kelap kelip lampu Singapore. Keren deh!

Capek? Tapi itu nga menyurutkan semangat ku untuk menikmati pemandangan malam di Singapore River (5 menit dari Summer Tavern). Setelah mengisi perut (Summer Tavern juga dekat dengan lokasi pusat makanan dan hiburan malam) teman2 kembali ke hostel, aku mulai mengambil beberapa foto dan kemudian menyempatkan diri duduk di pinggiran Singapore River. Udaranya bersih dan sejuk, terlihat beberapa orang lain juga duduk menikmati udara malam ini. Sayup2 terdengar musik dari tempat makan2 di seberang. Suara semilir musik Jazz dari pub didekat sana. Dan sesekali musik rancak dari becak dan perahu yang lewat. Perahu itu membawa turis2 yang ingin berkeliling lewat air melihat pemandangan gedung2 pencakar langit yang menjulang di depan ku. Romantis ya? ^.^ Tak terasa sudah tengah malam! Pulang dah...

19 – 1 – 2006 (Orchard)
Pagi – pagi kaki kami seperti di tambahi beban beberapa kilo barbel. Tapi rugi banget di Singapore kalo bobok mulu. Air hangat membantu melepaskan kepenatan jasmani kami. Hari ini aku berpencar dengan rombongan yang lain, aku harus ke National University Hospital untuk menjenguk suami teman baikku yg kurang beruntung terkena Kanker darah (Get well soon ya). Sehabis bertemu dan mengunjungi gereja di Novena, aku menyusul temen2 yang lain di daerah Orchard untuk rally di toko buku. Ada T.B. Kinokuniya di Takashimaya Mall, trus lanjut ke Border Book Shop, dan tak ketinggalan tempat wajib buat ku, Sunny Book Shop di Far East Shopping Centre lt. 3. Sunny menjual buku2 (kebanyakan novel and komik) second. Temen2 sempat berpencar ke Toys R Us (pusat penjualan mainan, boneka,dsb yang cukup besar). Kalau mau membuktikan kekuatan kaki,bisa dicoba menyusur semua pertokoan di Orchard ^.^.Malam menjelang, kami kembali ke SumTavrn untuk meletakkan belanjaan kami. Teman2 sudah tidak punya tenaga untuk mengangkat kaki mereka lagi bahkan rasa lapar pun terkalahkan. Setelah sang hujan yang berkunjung sebentar pergi, aku keluar sebentar untuk mencari pengganjal perut. Kembali aku duduk di tempat favoritku di Singapore River untuk makan sesaat.

20 – 1 – 2006
Destination : Little India, Snow City, Merlion Park,Esplanade,Suntey Fountain, Chinatown
Katanya kaki uda mau putus tapi kok tujuannya semakin banyak ya? Hahaha....kapan lagi..So, setelah perjuangan berat untuk bangun maka kami segera melangkahkan kaki ke Little India. Pasar tradisional menyambut kami dengan baunya yang khas, penjual untaian bunga berjajar di tepi jalan, toko kelontong juga tak kalah banyak. Tapi semuanya tetap bersih. Tak lama kemudian setelah mampir ke toko 3 for $10 kami sampai di Sri Veeramakaliamman Temple (templenya orang hindu) yg konon katanya di bangun untuk menghormati Kali the Goddess of Power. Kita bisa mengunjungi kuil yang termasuk kuil tua ini selama tidak diantara jam 12.30pm – 4 pm. Sesampai di sana kami melepas sepatu kami untuk menghormati tempat suci ini dan jangan memakai baju yang terbuka/celana pendek jika tidak mau kena tegur. Tak disangka ternyata sedang ada upacara pernikahan, jadi kami bisa sekaligus menyaksikan upacara pernikahan orang India. Mereka cukup ramah bahkan memberikan beberapa kesempatan pada kami sebagai turis untuk mengambil gambar kedua mempelai.

Berikutnya kami berjalan menuju Mustafa Centre (pusat perbelanjaan yang buka 24 jam di Little India). Kalau tidak pny banyak waktu pergi saja ke sini karena semua bisa di dapat disini, dari alat mandi, makanan,tas,elektronik,jam tangan,komputer,alat olahraga,obat2an .....uhmmm capek nyebutnya...pokoknya semua deh ada di sini ^.^

Tak mau membuang waktu kami segera menuju Jurong. Setelah mengisi perut sejenak, kami melanjutkan perjuangan kaki kami menuju Singapore Science Centre, Omnimax dan Snow City. Banyak hal unik bisa kita temui di toko souvenir di SSC, barang2 yg tidak umum seperti makanan astronout,batu luar angkasa, fosil2, kristal, dsb. Bagi yang suka dengan perbintangan, toko souvenir di omnimax theatre juga tidak kalah asyiknya. Tak lama kami masuk ke Snow City. Tak seperti yang telah kubayangkan, ternyata tempat ini tidak terlalu recommended. Selain kecil, saljunya juga tidaklah putih melainkan coklat, banyak lobang di lintasan seluncur (persis aspal di jalanan Indo).Kami membayar SGD 12 (1 jam) termasuk pinjaman jaket n boot.Untuk sarung tangan tambah lagi SGD 1.5. Pinjam loker?Kita harus masukin koin SGD 1.

Setelah lumayan membeku dalam suhu 2 – 3 derajat Celcius, kembali kami berjalan melintasi Singapore menuju Merlion Park. Di sana kami mengistirahatkan kaki sejenak sambil menunggu gelapnya langit sehingga kami memperoleh 2 pemandangan disaat terang dan gelap. ^.^




Kami melanjutkan perjalanan melewati Esplanade menuju Fountain of Wealth di Suntec City. Konon katanya kalau kita menyentuh airnya kita akan ketularan rejeki.(Amin....). Pada tahun 1998 fountain ini masuk Guinness Book Of Record sebagai fountain paling besar sedunia.Setiap jam 8-10 p.m. ada permainan laser di tengah2 fountain itu,kami datang tepat ketika pertunjukan dimulai.


Dari Suntec, rombongan terpisah lagi. Aku dan Cep ke Chinatown. Yang lain kembali ke hostel. Di Chinatown, lautan manusia menyambut kami. Maklumlah sudah kurang seminggu menjelang tahun baru Imlek. Begitu banyak orang disana menutup jalanan, suara teriakan penjual yang bersahut – sahutan, lagu – lagu imlek, suara tambur barongsay, warna merah dimana – mana, seperti itulah suasana di Chinatown...padat.


Sepulang dari Chinatown ternyata teman2 juga belum makan,akhirnya kami kembali mengisi perut di tempat makan dekat SmrTav langganan kami.

21 – 1 -2006 (City Hall - Malaysia)

The last day ... tak ada tujuan. Temen2 hari ini memutuskan untuk bangun lebih siang. Tapi kaki ku sudah berteriak – teriak minta jalan. So, aku menyusuri jalanan setelah Singapore River dan ternyata tidak terlalu jauh aku sampai di daerah City Hall. Banyak kantor pemerintahan berdiri di sana,lalu ada juga gereja St. Andrew Cathedral yang bagaikan kastil istana.



Tiba – tiba tanpa sadar aku sudah sampai di tempat dimana akan diadakan Singapore River Hong Bao pada saat tahun baru Imlek. Aku melihat beberapa persiapan dan lampion2 yang sudah dipasang disana, kelihatannya bakal meriah sekali. Sayang kami harus pulang.

Sore hari berkat kebaikan hati sang empunya SumTarvn kami tidak terlunta – lunta dijalanan. Sambil menunggu jam berangkatnya bus menuju Malaysia kami duduk dan menggunakan internet di hostel walaupun terhitung kami sudah check out. Sore itu gerimis, dengan menggunakan telepon di lobby aku memanggil taxi. Ternyata memanggil taxi di Singapore tidak memerlukan pembicaraan sama sekali. Tinggal angkat telepon pencet no.1 untuk ok, selesai,taxi segera di kirim. Hebat!

Kami menuju Golden Mile Complex sebuah tempat transit bagi bus yang menuju Malaysia. Setelah kutanyakan ke beberapa penyedia bus disana rata rata mereka menyebutkan harga SGD 27 / orang. Bus akan memakan 5 jam perjalanan dan berhenti di Pudu Raya Bus Station (Malaysia). Jam keberangkatan bervariasi tapi yang paling malam adalah sekitar jam 10 – 10.30 p.m.

22 – 1 – 2006 (Malaysia - SUB)
Kami melewati perbatasan Singapore – Malaysia tanpa masalah, dan FYI, bahkan tidak ada X-ray atau pemeriksaan yang berarti di imigrasi Johor Baru. Tips : Tidak perlu ragu jalan saja terus! Sampai di Pudu Raya (yang ternyata seperti halte bukan station) kami langsung di sambut sopir2 taxi yang menawarkan jasa mereka(seperti di Bungurasih).Kerisihan mengusik kami jadi kami memutuskan sekali lagi menguji kaki kami. Kami susuri jalan menuju Bukit Bintang area yang ternyata sangat hidup walaupun itu jam 3 subuh. Gile abis...rombong makanan bertebaran di sepanjang jalan. Letih mulai menyerang, tak lama Pondok Lodge Hostelnampak dikejauhan. Hostel yang di rekomendasikan oleh SumTvrn ini terlihat kecil dari luar tapi ternyata ada 27 kamar di dalamnya. Kamarnya memang mungil dan sederhana,tapi bersih. Harganya cukup miring, hanya 55 RM untuk kamar berisi 2 orang dan 65 RM untuk yg berisi 3. Jadi kalau di hitung 1 orang sekitar Rp 50.000,-/mlm termasuk breakfast. Hostel ini terdiri dari 2 lantai. Di lobby bisa kita temui televisi,2 komputer untuk internet (not free),dan jg loker(lupa brapa ;p),di lemari2 juga banyak tersedia referensi travelling berbagai negara. Jam check-out nya jam 11a.m. Kalau tidak tahan dingin di sini juga tersedia shower dengan air panas.

Pagi menjelang, semua masih lelap tapi kembali jiwa bertualangku memanggil. Aku keluar melihat lingkungan sekeliling, ternyata Pondok Lodge ini hanya sekitar 5 menit jalan kaki dari KL Tower. Tak banyak yang kulihat, karena tempat yang subuh2 sangat hidup ini, seperti kota mati di pagi hari.
Sambil menunggu taxi yang akan membawa kami ke KLIA dengan ongkos RM 75 / taxi, kami mengeluarkan bekal mie cup yang dibawa dari Indo. Tidak susah karena ada dapur kecil yang bebas dipakai juga di Pondok Lodge. Di lobby terlihat banyak juga backpacker2 dari barat yang tinggal di Pondok mungil ini. Ternyata KLIA lumayan jauh dari KL Central, perjalanan memakan sekitar 1 jam lebih. KLIA terpecah menjadi 2 lokasi bandara. Duty Free Shop hanya akan kita temui setelah kita naik Railway berjarak 5 menit setelah kita melewati keimigrasian. Jadi jangan tertipu dengan toko2 yang terlihat setelah kita check-in. Itu bukanlah toko duty free,walaupun beberapa barang harganya juga lumayan murah dibanding barang di Singapore.

Ah....akhirnya sampai di Juanda,Surabaya.Culture Shock : Kembali harus berjuang kalau tidak mau diserobot di imigrasi atau dimanapun tempat antri. Maklum mungkin orang Indo belum berbudaya antri. Semoga dikemudian hari budaya itu bisa tertanam.

Ngumpulin uang lagi ah.... ;p

9 comments:

sus said...

Huehhh blog terpanjang nih, keren..kerenn.. makasih postingannya enyo :P.

Y7 team said...

Pasti nggak melewatkan internet gratis di Changi kan ? Biaya telpon juga murah disini karena mereka pakai VOIP. Kaget juga waktu 4 SGD ada kembaliannya padahal lumayan lama nelpon ke Mataramnya waktu itu.

Anonymous said...

Excellent, love it! » » »

Anonymous said...

bisa minta noomor teleponnya summer travern gak?

Dolphinrider said...

@ Atika : bisa check di www.summertavern.com

telp nya : +65 6535 6601

Anonymous said...

hi sis...nanya dong....

Penginapan summertravern itu khusus backpecker or sapa aj blh???

Thxxx

Hery Baret said...

Asik Berat nich main ke singapore.....

ludfi said...

blognya panjang... tapi karena bersambung terus ya aq baca sampai selesai, kpn jalan2 lagi, barengan ya? hehehehe...

ludfi said...

blognya panjang, tapi aq selesai juga baca semuanya, menarik.... hehehehe... kpn jalan lagi? barengan ya'