Wednesday, December 02, 2009

Pulau Sempu (2) review...

15 November 2009

Pagi ini hari Minggu, Pukul 08.45 WIB kami berangkat dari Kota Malang. Dan kami berharap sebelum pukul 12.00 WIB agar bisa menyeberang ke Pulau Sempu yang termasuk pulau untuk Cagar Alam. Namun kenyataannya kita berhasil mencapai tempat wisata Sendang Biru kira-kira Pukul 13.00 WIB ini dikarenakan jalan di daerah Dampit ada penutupan jalan sehingga jalan di alihkan dan kita tidak hafal jalan disana, tersesatlah kita sejauh 40 Km ke arah Lumajang.

Liburan ke P. Sempu sejak 2 tahun terakhir ini (yang saya dengar) lebih mudah, tinggal beli tiket, bayar Perahu, dan jika kurang paham navigasi jalan setapak di Sempu kita dapat booking nelayan untuk mengantar kita ke tempat-tempat menarik yang ada. Untuk itu saya ingin membuktikannya. Berbeda dengan beberapa tahun lalu tepatnya Juli 2004 saya pernah bermalam 2 malam di P. Sempu. Saat itu tujuan kita memang untuk explore P Sempu, perijinan yang kami urus sangat berbelit namun sesuai dengan yang kami harapkan, kami mengunjungi hampir semua tempat menarik di pulau itu.

Harga tiket untuk masuk ke tempat wisata P Sempu adalah Pengunjung Rp. 1.000/org, Camping Rp. 4.000, Roda 2 Rp. 1.000, Roda 4 Rp. 1.000, dan Roda 6 Rp. 2.000. Tapi ini adalah tiket masuk di sisi Pulau Jawa karena disini juga pantai ya semacam Pantai Ria Kenjeran. Namun disini masih jauh lebih bersih. Untuk biaya kapal ada 2 paket, 1 biaya hanya untuk menyeberang ke P. Sempu Rp. 100.000 dan untuk mengelilingi pulau Rp 300.000 (masih bisa di nego menjadi Rp. 250.000). Jika ingin menghemat biaya kapal kita dapat mencari keluarga-keluarga atau rekan-rekan yang bertujuan sama dengan kita agar biaya lebih murah alias urunan.

Dari informasi yang kami dapat wisatawan domestik banyak meluangkan waktu bermain ke tempat wisata ini pada hari Jumat sampai Minggu, untuk wisatawan mancanegara biasanya pada hari Selasa. Di P Sempu ini kita juga dapat melakukan Prewedding, salah satu tema-nya calon pasangan mempelai di naikkan perahu kecil yang kemudian di tarik oleh perahu besar.

Perahu Untuk Prewed

Watu Bagong

20 menit pertama perjalanan mengelilingi pulau ombak serasa tenang, namun setelah itu ombak yang lumanyan besar terus mengombang ambingkan perahu kami, mungkin juga karena ukuran perahu yang cukup kecil sehingga mayoritas dari kita merasakan mabuk laut. Dari percakapan kami dengan Bapak Nelayan ombak malah belum apa-apa, karena musim ombak besar jatuh pada kisaran bulan Desember sampai Februari dan para nelayan pun tidak berani untuk melaut. Nelayan sendang biru umumnya menjala ikan pada waktu sore hingga dini hari ini didasarkan pada keluar tidak ikan (ikan akan berwarna menyala atau tampak jika keadaan gelap)

Perahu yang disewa Para Pemancing

Selama perjalanan kami bertemu perahu-perahu yang di sewa untuk memancing. Yang sangat saya sayangkan kami tidak sempat mengambil foto lumba-lumba yang sedang bermain di Laut Selatan. Kurang lebih 1 Jam perjalanan, kami di hantarkan di sebuah pantai Waru-waru disalah satu sisi P Sempu yang menghadap langsung ke P Jawa. Disini banyak keluarga-keluarga menghabiskan waktu bermain di pantai ini.

Pantai Waru-waru

Sisi Luar Segara Anak