Wednesday, October 11, 2006

Backpacking @ Phuket & Bangkok, Thailand

Akirnya setelah satu tahun berselang.....free ticket dari Air Asia aku pake dari tanggal 24 - 29 Sept 2006. Namun karna keterbatasan koneksi ke internet ya baru skarang aku post ya. Hehe. So here's the story .....

24 - 9 - 2006 ( Airport Day )
Kali ini I'm going alone, karena pada susah mau nyocokin jadwal ama teman2 (tahun lalu maksudnya ) ;p So, jam 10 p.m aku dianter ma Pei ke Juanda, soalnya penerbangan ku di delay ampe jam 00.00. So, aku nunggu sekitar 1 jam di Juanda,stlh byr airport tax domestic (Rp 30.000,-) lalu terbang ke Cengkareng. Sampe sana, nunggu lagi ama tiduran di airport +- 2 jam. Setelah check in n bayar fiskal (1 juta Rp....grrrrr) n bayar airport tax internasional (Rp 100.000,-) tunggu lagi 2 jam .....grokkk...grokkk.... akirnya brangkat ke Kuala Lumpur. Sampe KL masuk di terminal KLLCC,terminalnya budget airlines. Tunggu lagi 2 jam, dengerin mp 3 ku n baca buku n makan McD. Akirnya brangkat ke Phuket, fieuh.....dikit banget isi pesawatnya. Aku bisa bobo pake 3 kursi ....nyenyak deh...

25 - 9 - 2006 ( Phuket )
Akirnya setelah sktr 2 jam perjalanan, aku tiba di Phuket. Di airport ini tersedia berbagai macam penawaran jasa travel untuk booking hotel/tour/car, dsb. Jangan tertipu dengan tulisan loket Pusat Infomasi Pariwisata Thailand Selatan karena ternyata ini juga hanyalah sama juga travel2 yang lain, malah lebih mahal lagi. Ada layanan minibus ke daerah Patong Beach seharga THB 150. Jadi kita langsung di antar ke hotel/tempat tujuan kita di daerah Patong yang berjarak sktr 45 menit dari airport. Sebagai first timer di negara ini akirnya aku putuskan booking hotel dari airport ini. Ternyata di jalanan di dekat airport banyak travel yang menawarkan harga hotel lebih rendah. Wah... ya uda ikhlas deh :( pengalaman emang mahal.Hahaha... Ternyata di mudah sekali cari hotel di Patong Beach, karna sejauh mata memandang, bisa kita temukan hotel dari kelas melati ampe bintang 5.

Recomended Hotel : Aloha Villa @ Rat - U - Thit Road, Patong Beach
The Nice Hotel - 205/14-15 Rat-U-Thit Rd, Patong Beach (THB 500)

(Ini 2 hotel yang aku masuk bener2 liat roomnya. Ada TV, air panas, balkon, double bed,lemari es) O ya, harga di atas berlaku pas low season. Aloha letaknya lebih strategis, cuman 5 menit jalan kaki ke pantai. Yang Nice 10 menit lah. Tapi tak usah bingung masalah transportasi di Phuket bagi Anda yang biasa berkendara. Sepanjang mata memandang pula, bisa terlihat tulisan FOR RENT diatas spd motor or mobil dipinggir jalan.

Sambil mencicipi bbrp makanan yang menggiurkan di pinggiran jalan di sktr hotel, aku juga survery harga sewa motor. Untunglah hujan gerimis tidak terlalu mengganggu kegiatan explorasiku. Malam menjelang, lampu lampu bertebaran di kiri kanan BANGLA ROAD. Jalan itu ditutup untuk kendaraan dimalam hari, sebagai gantinya lautan manusia memenuhi jalan yang penuh dengan bar, diskotik, Kickboxing Gym, and segala macam toko. Pramusaji n ladyboys mempromosikan bar nya masing2 dalam bahasa Thai yang bersahut - sahutan. Alhasil Heineken pun laris kayak kacang goreng, itu kayak minuman kebangsaan disono kali ya. Yah disinilah pusat kehidupan malam di Phuket. Walau sarat dengan kehidupan malam, orang Thai sangat kental kehidupan beragamanya. Bahkan di depan bar - bar itu bisa ditemui tempat sembahyang yang sangat terawat. Tempat sembayang ini bisa ditemui hampir disemua sudut kota Phuket.

Setelah puas berkeliling, capek mulai menghajarku, maklum dari kemarin blum tidur dengan benar. So, aku balik ke hotel n langsung menghilang dalam mimpi.

26 - 9 - 2006
Setelah re-charge batere kakiku, pagi2 jam 8 aku sudah kluar hotel. Cuaca mendung masih sama kayak kemarin. Hum... tapi tak lama aku sudah tau pola hujan disana yang aneh banget. Kalo hujan nga perlu bingung, karena nga akan lama turunnya. Kita tidak akan pernah bisa menebak kapan ujannya datang, karna hujan bisa sangat deras tapi menit kemudian panas datang.Begitu pula kalo lagi panas, menit berikutnya tiba2 hujan.

So, akirnya aku memutuskan sewa sepeda motor di dekat hotel. Aku memilih tempat persewaan yang cukup terlihat bisa dipercaya (orangnya punya toko disitu) karena kita harus meninggalkan passport ke dia sebagai jaminan. Sebagai gantinya kita dapat surat tanda trima. Aku dapat harga THB 200 soalnya bensinya masih lumayan full. Kalo nga ada bensinya bisa dapet THB 150. Ada pilihan automatic n manual motor di sana, tapi ... aku kan nga pernah naik yang automatic, so ...ya aku pake yang biasa aja. Bapak yang menyewakan motor cukup baik, aku di bonusi ama dia dibawain jas hujan plastik gitu, jadi krasa aman deh.

Berbekal petunjuk arah dari resepsionis hotel n juga beberapa peta wisata Phuket, akhirnya aku menuju ke Karon Beach dulu. Humm...udaranya dingin segar, sepanjang perjalanan kesana aku melalui tebing yang di kiri kanan nya pepohonan. Jadi inget lagu anak2, naik2 ke puncak gunung ....tinggi2 sekali ....hahaha.... Untung aku pake sweater deh. Papan petunjuk jalan di Phuket sangat tourist friendly, tidak perlu takut nyasar deh. Akirnya sekitar 15 menit aku sampe. Disana masih sepi, anginnya bener2 keras, ombak bergulung2. Santai n tenang,hanya terlihat beberapa orang berjalan di tepi pantai.

Dari Karon pantai selanjutnya adalah Kata Beach, tapi bolak balik aku cari tuh pantai nga ketemu yang ketemu malah pecahan kecilnya yaitu Small Kata (Kata Noi). Tapi Small Kata ini sepertinya sudah tertutup untuk umum, yang boleh masuk hanya tamu hotel bintang 5 yang letaknya tepat di seberang pantai itu.

Aku lanjutkan perjalanan ke KATA View Point, ini tempat ke dua tertinggi di Phuket Island. Dari View Point ini bisa kita saksikan Patong, Karon dan Kata Beach. Di atas, aku rada sulit bernafas, selain karena pemandangannya, juga karena angin yang seakan mau menerbangkan kita.


Aku ingin berlama - lama di sana,tapi uda nga kuat kena anginnya jadi aku lanjutin perjalanan ke Promthep Cape. Sempat di hajar hujan deras selama 1 menit waktu aku menyempatkan mampir di Unknown Beach (lupa namanya) yang cukup keren, tapi masih bisa aku lihat sisa2 tsunami disana.Sampai di tempat tertinggi di Phuket ini, hujan 1 menit datang lagi,lalu panas menyengat menggantikannya dimenit berikutnya.Benar2 menakjubkan, kita lihat Phuket di kanan kita, kita lihat Samudra lepas di depan kita. Dan yang namanya angin, benar2 uda seperti mengajak kita terbang. Pijakan kakiku sempat goyah diterpanya. Di sini kita juga bisa temui banyak toko souvenir dan restaurant. Tatkala dulunya tempat ini di pergunakan oleh para marinir untuk mengawasi lautan karena merupakan tempat tertinggi di Phuket. Namun skrg dipergunakan sebagai tempat wisata, tempat terbaik melihat sunset.



Turun dari Cape itu, perut ku berteriak2 minta diisi. Aku berhenti di jalan menuju Phuket Town,di sebuah depot mie soup. Makanan Thai bener2 membuat lidah nga mau diam, mie kuah itu kaya akan rempah and sambal yang dihidangkan ada beberapa jenis yang nikmat banget pokoknya. slurpp.... Puas mengisi perut, lanjut aku ke Phuket Town. Kondisinya padat, n juga banyak debu karena sedang ada perbaikan jalan dimana2. Tak lama aku berputar-putar di kota itu, segera aku kembali meneruskan perjalanan ke arah utara, kulewati Kalim Beach yang tidak terlalu indah namun cukup besar. Lalu kutemukan Laem Sing Beach yang menurut buku panduan adalah pantai indah yang terpencil, namun pantai ini memerlukan sedikit tracking di jalan setapak yang menurun dan sedikit licin saat itu karena air hujan serta pengunjung di tarik biaya masuk serta biaya parkir kendaraan. Dengan berbagai pertimbangan akirnya aku memutuskan lanjut saja ke Surin Beach.

Nah, pantai terakhir ini yang paling sesuai dengan seleraku. Dari pintu masuk terlihat sekali bekas2 tsunami masih mengotori beberapa tempat khususnya di bagian ujung2 pantai. Tapi bagian tengah nya sudah cukup bersih dan ada beberapa tempat makan seafood disana. Kesan dai Surin ini santai, dan tidak seperti Patong yang sudah komersial (Bahkan kursi pantainya di tarip seharga kalo nga salah 100 THB). Ada beberapa bule asik berjemur (tidak sampai 5 menit yang lalu hujan sudah datang), aku juga memutuskan menikmati dan istirahat di pantai ini sambil membaca buku setelah menyusuri pantai itu dari ujung ke ujung sambil berharap-harap cemas akankah kusaksikan sunset di Thailand ini? Ternyata jawabannya adalah tidak. Semakin sore,sang awan kelabu kembali datang,lalu tak lama dalam perjalanan pulang hujan datang cukup deras. Dengan menggunakan jas hujan yang kubawa aku melanjutkan perjalanan plg ke hotel yang memakan waktu sekitar 1 jam karena cukup susah mengemudi dlm hujan deras dan di jalan yang basah serta berkelok2 dan naik turun.

Sehabis mandi dan hujan uda pergi jam uda menunjukkan jam 5 sore , aku keluar dan memulangkan motor yang uda menemaniku satu hari ini. Dengan kelaparan, aku memasuki sebuah area seafood centre di depan hotel ku. Wah.... aku nga pernah wisata kuliner tapi di sini rasanya pingin makannnnnn trussss. Aku pesan Tom Yum Seafood & Kerang BBQ disertai sambal rempah yang rasanya waaaahhhh crita aja uda buat aku kepingin lagi nih. Alhasil aku keluar dengan kekenyangan hehehe... setelah jalan2 di Bangla dan Patong, aku membeli makanan seperti rujak pencit dengan ikan teri dan kacang serta banyak cabe yang banyak dijual di pinggiran jalan. Makanan di Phuket ini tidak mahal, berkisar antara 20-50 ribu tergantung apa yang kita pesan yang penting puas. So, bagi kalian yang suka makanan pedas jangan terlewat mampir di Thailand dijamin nga rugi deh.

27-9-2006
Waktu ku di Phuket tinggal setengah hari, kusempatkan diri mencoba mencicipi makanan di depot bernama Number 6 diseberang Aloha hotel yang selalu penuh dengan orang khususnya turis bule. Untuk mengobati penasaranku, aku sarapan disana. Dengan 100 THB aku mendapat 1 paket roti toast 2 helai, 1 kopi/teh, 1 es jeruk, 2 ptg sosis, dan 1 omelete. Kenyang banget deh, sayang tidak ada yang istimewa dengan menu yang ini, mgkn bukan menu pilihan ya.

Ku habiskan waktu untuk bersantai di Patong sampai di jemput minibus ke airport dengan harga 200 THB yang kupesan dari hotel.Untung bagiku, sepertinya karena hanya aku penumpangnya aku di oper naik semacam sedan taxi gitu.

Akhirnya aku bertemu airport lagi, di airport yang ini Air Asia membagi check-in penumpang dengan bagasi dan yang tanpa bagasi so aku bisa langsung masuk tanpa antri.

Akhirnya aku sampai di airport Bangkok yang baru diresmikan berjalan hari ini pada pkl 20.00, dan Suvarnabhumi Airport ini bener2 designnya modern punya deh!

Aku di sambut hujan deras, setelah diberi informasi oleh orang2 yang sengaja di siapkan untuk membantu pengunjung (karena baru dan besarnya airport ini), maka aku tahu bahwa untuk mencapai public transport kita harus naik free shuttle bus menuju stationnya sejauh 20 menit. Lalu sesuai dengan petunjuk aku naik bus 551 yang seharusnya berhenti di Victory Monument, namun setelah hampir 2 jam perjalanan menuju tengah kota, bus itu malah menepi di halte di jalan yang cukup gelap dan sepi untuk ukuran tengah kota. Seorang backpacker lain dari Swedia ikut turun bersama ku, alhasil kami bingung karena menurut pendengaran kami pak kondektur bilang kami harus ganti bus nomor 70 tapi ternyata yang dimaksud adalah 17 yang pengucapannya dalam bahasa Inggris adalah mirip.

Teman perjalanan ku turun di Siam Square daerah pusat perbelanjaan di Bangkok. Aku masih harus ganti bus no 15 untuk menuju daerah Kaosan Road daerah pusatnya backpacker berkumpul. Gerimis menyertai ketibaan ku di sana, dengan perut kosong dan lumayan kedinginan aku langsung menuju Kaosan Palace Hotel yang kudapat infonya melalui net. Hum... saking lamanya sampe lupa harganya..... kalo nga salah about THB 500. Hotel ini tidak mewah malah sangat susah mau dikatakan hotel, tapi memang kamarnya banyak.

28 - 9 - 2006
Kaosan Road, juga dikenal sebagai surganya backpacker. Kalau mau membayangkan persis dah sama Legian-nya Bali. Jalan ini tidak dibuka untuk kendaraan di sore hari. Yang ada disana hanyalah lautan manusia yang menikmati suasana hidup di sepanjang jalan itu. Di kiri kanan jalan penuh dengan bar-bar dan cafe, moneychanger, toko segala macam souvenir, foot massage, bookstore, cd bajakan, dannnnn makanan.......

Pagi ini cerah, aku putuskan untuk berkeliling ke temple2 yang sangat terkenal keberadaannya di Bangkok. Sebelum membuat kaki ku bekerja keras hari ini aku menanyakan beberapa informasi ke resepsionis. Dan yang sangat di tekankan olehnya ... (yg jg telah di peringatkan oleh seorang ibu2 penjual kelapa bakar di Phuket) " DON'T TRUST THAI MAN" Dengan menggunakan tuk2 yang menawarkan THB 10 untuk keliling 4 temple aku akhirnya mencoba kendaraan khas Thailand itu. Satu lagi yang harus diwaspadai di Bangkok ini "JANGAN BERURUSAN DENGAN JEWELRY JIKA ANDA BUKAN AHLI" peringatan ini bahkan ada di box Tourist Information Centre. Ini dikarenakan banyak sekali penipuan berhubungan dengan perhiasan di kota besar ini apalagi terhadap single women traveller.

So, aku keliling berbagai tempat yang di kenal sebagai icon Bangkok sampe kaki ku lecet. Tapi asik juga sih...hehe....matahari masih mau menyertai perjalananku. Ada Golden Temple yang merupakan kuil tertinggi di Bangkok, sehingga kita bisa liat pemandangan kota Bangkok dari atapnya. Lalu ada Wat Po, sebuah kuil tertua di Bangkok yang dulunya merupakan pusat belajar raja2 Thailand. Di dalam kuil ini ada patung Budha Tidur yang sangat terkenal berwarna kuning emas hehe ..pokonya panjang banget.



Oh iya ada peringatan lain buat temen2.Dalam perjalanan pulang ada taman besar banget dengan merpati memenuhi jalanan. Karena menarik aku berhenti sebentar menonton kumpulan besar merpati itu jalan2 di trotoar yang ramai dengan penjual es, orang duduk2 di kursi taman, dsb. Tak lama datang seorang cowok Thai yang lumayan lusuh menawarkan sebungkus kecil biji2an jagung ama beras mungkin buat kasih makan merpati2 itu. Aku bilang tidak dan mulai melanjutkan perjalanan, dia masih mengikutiku dan memaksa memberikan sampe jatuh2 segala tuh biji2an. Alhasil dia minta duit untuk jagung2 itu. Dengan nada marah aku bilang NO! lalu kukasih recehan yang ada disaku ku sambil trus berjalan. Untuk itu jangan terlalu tertarik dengan merpati2 itu ya.

Malam hari aku habiskan waktu menikmati Kaosan Road, keinginan hati sih mau lihat daerah Siam Square yang terkenal tapi gerimis mengurungkan niatku. Aku mencicipi Pad Thai (semacam kwetiau) dan sekali lagi aku jatuh cinta pada makanan Thai dengan acar cabe yagn gede2 n enak ini. Hummm .. lalu aku pesan minibus untuk ke airport di travel agent di Kaosan Road. Harga yagn ditawarkan macam2 tapi harga termurah yagn aku dapat adalah THB 120 dari Kaosan ke Suvarnabhumi Airport.

29-09-2006

Dimulailah lagi kencanku dengan Airasia. Jam 4 pagi aku sudah bangun karena aku dijemput jam 5. Setelah menanti hampir 2 jam di airport akhirnya gate check-in penerbangan Bangkok - Malaysia dibuka, segera setelah check-in bagasi (walaupun kecil tapi uda nga kuat bawa :p) aku bayar international airport tax sebesar THB 500. Airport ini bener2 keren deh dalamnya, keren abis dah! Di pesawat kembali aku punya temen baru, anak Bangkok namanya Amy, penerbangan kali ini nga terlalu terasa lama karena kami banyak ngobrol tentang berbagai hal.
Sesampai di KLLCC (airport khusus AirAsia) aku melanjutkan perjalanan ke Surabaya, nah ini deh udah penyakit yang namanya penumpang dari Malaysia ke Indo yang rata2 orang Indo ini nga tau yang namanya "antri" aduhhh uda gate check-in penerbangan jurusan ini slalu kayak pasar, main serobot! Jadi harus balapan di sini yang nga punya malu slalu lebih menang.

Sukur akhirnya sore hari aku menginjak Surabaya dengan selamat, lalu mikir lagi ..... kemana ya next destination? hehehe......Australia? Doain aja ya... ;p

Wednesday, July 12, 2006

Back to Bali

Udah beberapa minggu lalu balik dari Bali. Kalo mandat dari pak modie g terngiang-ngiang terus di kepalaku..niscaya aku g posting cerita deh d blog ini :P

Berangkat 28 Juni 06 pk 18.00. Pake travel BMW. Setor duit 187 rb. Secara si travel itu pake bus..perjalanan berlangsung cukup nyaman (kalo tidak menghitung sandaran + kaki kursiku yang stuck...g bisa diubah posisinya). Dapat blanket, hot tea/coffee (waktu penyeberangan ke Gilimanuk), makan malam. Awal perjalanan disuguhi VCD karoke Broery Marantika & Dewi Yul.

Hari pertama jalan ke Nusa Dua, Uluwatu, Dreamland & menikmati sunset di kuta.
2 hari pertama keliling pake motor pinjaman, cuma bayar bensin doank...lumayan buat ngirit.
Nginap di rumah saudara di Pulau Moyo-Denpasar.
Bali saat itu cukup sepi turis, baik domestik maupun turis luar, meskipun lagi high season musim liburan. Yang ramai cuma Kuta doank :P

Pantai Nusa Dua cukup sepi siang itu. Disediakan kursi GRATIS untuk berjemur, tapi sebaliknya sewaktu Anda menginjakkan kaki di Dreamland. Tiket masuk bayar Rp 2000. Jika Anda ingin berteduh di kursi pantai yang nota bene 1 set dengan payungnya, akan dikenai harga Rp 30.000 yang mendadak akan diturunkan setengah harga kalo Anda menunjukkan tanda2 penolakan.

Dari Nusa Dua dilanjutkan ke Uluwatu. Sebelum memasuki daerah pura, pengunjung diwajibkan mengenakan ikat pinggang kain kuning yang sudah disediakan. Ada beberapa orang yang menawarkan jasa buat mengantar, tapi kita lebih memilih untuk jalan sendiri.

Watch out with the monkeys. They can steal your stuffs. Lebih baik jangan mengenakan topi atau kacamata. Ada beberapa pengunjung yang lagi apes kena copet monyet nakal. Saatnya penjaja kacang beraksi. Membujuk si monyet dengan kacangnya (jangan2 mereka sekongkolan ya...???)
Btw, monyet di sana besar2...jadi agak seram juga. Apalagi kalo melewati tempat yang sepi dan cuma ada monyet di kanan kiri...hiiih...hati-hati dengan kamera Anda juga. Selalu kenakan strap kamera di pergelangan tangan.

Penunjuk arah ke Dreamland kurang jelas sehingga pake acara nyasar2 dulu. Dari gerbang Griya Pecatu (yang ada patung besar), ambil jalan kiri (ke kanan masuk perumahan). Dari sana lurus aja terus, tapi lagi2 papan petunjuk ga jelas sama sekali sehingga nyasar lagi ke arah pantai Balangan. Proyek di Dreamland belum selesai, sehingga jalan2 juga masih banyak yang berbatu-batu. Kalo ke sana lebih baik pake mobil aja, kalo pake motor mesti sedia bantalan buat pantat :P Tourists love to surf there.

2 hari menikmati sunset di Kuta. Ternyata ada bulan2 tertentu untuk mendapat sunrise & sunset yang bagus (sayang infonya kurang jelas bulan apa saja). Bagus dalam arti sinarnya ngga pecah..mataharinya kelihatan 'bundar'.

Sunrise di Bali sekitar dimulai pk. o6.30 WITA bisa dilihat dari pantai Sanur atau pantai Serangan (not so good sunrise-bring ur jacket)...padahal udah bela2in bangun pagi jam 5...soalnya di Surabaya kan jam 5an dah mulai terang. Sebaliknya, jam 5-5.30 an malah masih gelap gulita seperti malam.


Bali Bird Park
www.bali-bird-park.com
Ke arah Gianyar, di daerah Batubulan.
Di Bali Bird Park ini bisa ditemui koleksi burung2 yang tersebar di Indonesia, Africa & Amerika Selatan. Di depan Bird Park bisa memasuki area Taman Reptil.
Tiket masuk: Rp 58xxx (60 rb)/person

What can u do?
- Fed the birds @ Guyu-Guyu Corner. Aku dikasi mangkok yang isinya makanan burung...eh...tau2 ada yang hinggap sendiri...ada yang iseng mangkal di kepalaku lagi :D
- Interactive Feeding Times. Ikutan kasi makan burung2 itu. Ada jadwal tertentu.
- Bird Nursery
- Meet the Bird Stars
- and so on ...and so on...

Sampe sana udah sore, sekitar jam 3 WITA. Jadi cuma foto sana sini as usually n kasi makan di Guyu-Guyu. Jam 5 udah tutup.

Bedugul, Lovina Beach n Dolphins
Wiken diajak Om-ku ke Bedugul & Pantai Lovina.
Dari arah Denpasar- Bedugul kalo ada papan penunjuk jalan yang gede ke arah Bedugul di daerah kelokan (mengarah ke kanan), jangan lewat sana, tapi terus aja. Kalo mengikuti papan itu, mau ke pura yang di tengah harus nyewa perahu. +/- Rp 30rb. Kalo gak mau bayar lewat jalan darat saja. Jadi tidak perlu belok kanan mengikuti arah papan, tapi lurus...sampai ketemu tempat parkiran pertama (daerah makanan), terus lagi sedikit (tidak ada makanan).
Di situ bisa menikmati kebun bunga & tenangnya danau Beratan.
PS: bawa jaket/topi karena dingin & sering gerimis.

Dari Bedugul menuju Singaraja.
Menginap di Putri Sari Hotel. Rp 110rb/kamar.
Termasuk mahal mengingat kondisi kamar.
Teras gelap (depan kamarku lampunya g ada. Hebat)
Kamar cukup bersih, dilengkapi TV, AC, intercom, tapi sprei + selimut sudah pudar.
Kamar mandi cukup bersih, tapi juga tidak bersih2 amat.
Air dari kran wastafel bau besi :(
Lebih aman mandi pake shower.
Air minum yang disediakan hotel juga berasa aneh.
Kamar menghadap sepetak kecil sawah orang, dengan seekor sapi yang kerjanya cuma muter2 sambil memamah biak.
Ada swiming pool (air hangat).

Bangun pagi 5.20 WITA.
Berangkat ke pantai Lovina sekitar 06.00 WITA.
Om Benny sudah janjian sama tukang perahu langganannya dulu waktu masih jadi guide, Pak Mangku. Sewa perahu sekitar Rp 200 rb (termasuk snorkle tools, tanpa fin).
Seperti biasa...06.30 di ufuk timur mulai ada semburat merah.
Setelah matahari cukup tinggi, ternyata banyak perahu juga di sana yang seperti qta, hunting dolphin. Beberapa kali lumba2 kelihatan dari kejauhan, sayang terlalu jauh & terlalu cepat mereka menghilang.
Untung pak Mangku cukup sabar & ulet.
Lama juga qt putar2 & nunggu sampe bosan, tapi dolphin tak kunjung menampakkan hidung lucunya :(
Sampai akhirnya, perahu qta bertemu dgn serombongan dolphin, cukup dekat!
HUAAH....senangnya!!
Beautiful creatures! How amazing!
Melihat dolphin dgn mata kepala sendiri di habitat aslinya...wow!!
Sempat kurekam, meskipun dari beberapa kali rekaman ga seberapa bagus, but not bad lah :P

Setelah berpisah dgn makhluk2 lucu itu, perahu menepi.
Saatnya snorkling.
Ada trik untuk 'memanggil' ikan2. Pake roti tawar.
Jadi sekalian kasi makan mereka.
Ngga seberapa bagus & banyak macemnya sih. Much much better snorkling di Pulau Menjangan.

Abis check out diajak mancing di Kolam Pancing Daluman.
Pake umpan ulat. Gemuk2...huhuhu...
Belajar mancing. Baru masukin umpan, eh..kok udah dimakan.
Pengunjung lain lama loh dapetnya...huhuhu...jadi seneng juga neeh
Dapet gurami 7 & lele 6...hehehehe...
Hasil pancinganku sendiri gurami 3-4, lele 2.
Gurami Rp 23rb/kg, lele Rp 11-12 rb/kg.

Wisata Kuliner
Malamnya janjian sama temanku makan 'the famous' sate babi yang dielu2kan beberapa teman di sini. Sampe penasaran pengen nyoba belum kesampean.
Akhirnya malam itu hunting sate babi di jl. WR Supratman Denpasar tercapai.
Untung buka sampe malam.
Ternyata satenya aneh. Ngga cocok sama lidahku.
Bumbunya kental kayak pake kanji gitu (jadi inget bumbu lumpia semarang). Rasanya kayak taoco....hueeehhh???!!
Kutambah kecap, sapa tau lebih enak, tapi hasilnya sama aja...malah jadi lebih aneh...hehehe.
Waktu itu satenya juga cepat dingin sih. Sayang.
Kami bertukar cerita, ditemani dengan tingkah polah dari tikus2 Bali yang menunaikan 'sidak'nya :( jadi jangan kaget kalo melihat sekelebat sosok hitam mereka lari2 di depot itu...hiii....

Besok malamnya janjian lagi sama temanku itu buat mengunjungi teman kami lainnya.
Dengan tampang tak berdosa temanku itu nawarin DIVING di PULAU MENJANGAN.
What?!?
Ikutan dia & keluarga Omnya, yang udah ada kenalan sama kelompok diving apa gitu (lupa). Kan lumayan....
Kalo aku setuju paling ngga pulangnya mesti minggu.
So tempting...tapi sayang banget aku udah beli tiket pulang buat lusa (Trigana Air Rp 281 rb. The cheapest price) & hari minggu dah ada janji. Jadi BATAL deh :((
I hope my chance will come next time.

Eniwei, abis dari kos teman, kami makan di Restoran Samudra, Denpasar.
Aku pengen nyoba Kepiting Telor yang dimakan pake roti.
Di sana gak salah namanya Kepiting saus cabe (well, sort of that).
12 rb/kg.
Jadi si kepiting (milih dulu yang ada telornya) disajikan pake saos (kental2 kayak saos fuyunghai), telornya dicampur di saos itu. Nah, ntar saosnya dioleskan di roti.
Nyammmmm....uenaaaaaaaak tenan.

Hari terakhir, Rabu...aku ikut temanku tadi ke Ubud.
Dia ngurusin kerjaan sebentar, terus qta makan salah 1 makanan wajib kalo ke Ubud : Babi Guling Oka. 15 rb/porsi tapi benar2 sebanding dengan rasanya.
Gurih, renyah...enyak..enyak...enyaaaaak........

PS: Recommended babi guling lain: BG. Bakas (biasanya buat oleh2 sama ce2ku) & BG. Rahayu di Nusa Dua (waktu cari tempat ini di-guide sama sopir taxi...hehehe. Dia kebetulan searah. Untunglah). 1 lagi di Sesetan (belum nyoba, tapi menurut orang2 enak).
IMHO, babi guling Oka is da best!

Cepat2 balik Dps.
Flight jam 16.55 WITA, tapi sempat delay setengah jam. Untung dah sedia perlengkapan buat pengisi waktu. Buku, Zen, sms n got some calls :P
Trigana Air melayani rute penerbangan ke arah Indonesia Timur.
Tapi masih lebih mending daripada Air Asia.
Di sini masih dikasi minum, kue & roti.
Sampe surabaya rasanya agak aneh.
Back back to people I love, friends and reality.

Holiday is already end, dude ^o^

Thursday, January 26, 2006

Singapore - Malaysia

Warning !!! Say NO to High Heel.
Demi keselamatan kaki Anda,carilah sepatu/sandal yang nyaman. Sport shoes is the best.

Singapore Culture Shock : Jangan heran kalau rata2 80% muda-mudi Singapore memakai sumbat telinga(baca:earphone). Mereka tidak terlalu suka dengan basa-basi alias cuek.


16 - 1 - 2006 (SUB - JKT)
Malam semakin larut,tapi bagi ke 5 cewek yang sedang berkemas ini bukanlah saatnya berangkat ke alam mimpi. Petualangan sedang menanti kami di depan mata. Jadi malam itu kami (Ve,Lus,May,Cep,Ter) segera berangkat menuju Jakarta dengan menggunakan Air Asia. Tiketnya cuman 100ribu-an.Murah abis deh,emang terbukti "now everyone can fly" nya Air Asia. Setelah membayar airport tax sebesar Rp 25.000,-/person kami segera berangkat.
Di Juanda kami mendapat berita buruk, Florence pemilik apartment di Lucky Plaza,Singapore yang akan kami tinggali tiba-tiba memberikan kamar kami ke orang lain padahal DP sudah ditransfer ke dia.Ada ada saja! Langsung dengan meminta bantuan teman untuk online kami mencari no telp Summer Tavern yg memang ada di list pilihan kami.
Hujan rintik menyambut kami di Jakarta,lalu terdengar teriakan "Gambir...Gambir...terakhir Gambir". Ternyata itu suara bapak kondektur bus Damri yang telah menanti tepat di pintu kedatangan. Jam sudah menunjukkan tengah malam,kami putuskan untuk segera naik bus itu menuju ke daerah tengah kota JakPus. Tak lama,bang kondektur berkeliling mengumpulkan duit kami, Rp 15.000,- /orang. Kami melanjutkan perjalanan sedikit lagi menuju rumah saudara Ve (tempat kami bermalam) dengan menggunakan Taxi yang telah menanti di pemberhentian bus di Gambir.
17 - 1 - 2006 (JKT - BTM - SIN)
Udara yang sejuk dan hujan gerimis memanjakan kami,tapi waktu tidaklah punya kompromi. Kami segera berkemas dan mempersiapkan diri lalu menuju Gambir dengan menggunakan taxi. Kami membalik rute kemarin malam. Bandara Soekarno-Hatta cukup padat siang itu, kami menuju Batam dengan Air Asia lagi,tiketnya juga sama 100ribu++.Airport tax di Jakarta Rp 35.000,- .Batam kota yang cukup menarik,kecil tapi pesat perkembangannya. Kita bisa menggunakan jasa taxi dari Bandara Hang Nadim menuju Batam Centre dimana kita akan menyeberang ke pelabuhan Harbourfront,Singapore. Biaya taxi sudah dipatok sebesar Rp 70.000,- untuk perjalanan 15-20 menit itu. Di Batam Centre kita bisa memilih beberapa perusahaan penyedia ferry dengan jam yang bervariasi. Kami memakai jasa Wavemaster dengan harga SGD 18/orang (incl.adm and insurance). Di loket Wavemaster kami juga menerima Immigration Card lalu membayar fiskal sebesar Rp 500.000,- di loket pembayaran fiskal.
Dari kejauhan terlihat kelap kelip lampu yang semakin mendekat,ombak yang lumayan besar menyambut kedatangan kami. Dan....tibalah kami di Harbourfront Seaport! Hello Singapore... Kami langsung menuju ke MRT Station dan membeli EZ Link Card seharga SGD 15 yang bisa kita gunakan untuk naik MRT ataupun bus. Jika habis tinggal di isi ulang lagi lewat mesin yang tersedia di semua MRT station.



Mudah sekali! Kami langsung menuju ke Clarke Quay dan mencari Summer Tavern Hostel. Disana kami langsung disambut oleh Kahlil(sang pemilik) dan Bob(yang baru diketahui namanya blakangan) yang menyediakan ice lemon untuk kami semua sebagai welcome drink. Kami diharuskan mengisi form tamu masing2 dan langsung di antar ke kamar dorm yang bisa diisi sekitar 20 orang. SGD 23/person incl.breakfast menjadi pilihan yang lumayan murah bagi kami.

Mandi membantu kami menghilangkan kepenatan, lalu perut kami juga berteriak minta makan mengingat jam sudah menunjukkan hampir tengah malam. Hanya di ujung jalan,sudah bisa kami temui beberapa depot penjual makanan dan bar/ pub.

18 – 1 – 2006 (Sentosa Island)
Mata kami masih tak kunjung mau bekerjasama, tapi lalu aku ingat hey.. kita di Singapore! Bukan untuk tidur gitu loh! Jadi aku bangunkan yang lain lalu turun untuk breakfast di Living Room nya Summer Tavern. Baru kucermati lagi detil ruangan yang juga sekaligus Lobby ini. Ada 3 komputer berfasilitas internet di pojok ruangan yang bisa digunakan para tamu dari jam 6 a.m. s/d 12 p.m.(free) lalu beberapa sofa tempat para tamu bersantai atau bersosialisasi serta breakfast. Suasananya homely dan hangat banget, di meja bar (tapi tidak menjual liquor) ada kaleng berisi uang receh,dalam hati aku berpikir apa itu uang denda ya? Setelah kuperhatikan lagi ternyata itu koin2 dari berbagai tamu dari berbagai negara.Di dinding backgroundnya ada kayu berbentuk X yang ditempeli uang kertas dari berbagai negara juga.(Terlihat ada Rp 1000,- nya Indo)Di pojok ruangan mungil itu ada rak buku dengan banyak buku referensi travelling. Banyak backpacker berkeliaran di hostel ini.

Setelah breakfast ala western (roti,coffee,tea,orange juice) kami siap berangkat ke Sentosa Island. Kami berjalan ke MRT station terdekat Clarke Quay lalu menuju ke HarbourFront. Sesampai di sana tinggal mengikuti penunjuk jalan menuju Sentosa Bus Station. Dari kejauhan sangat mudah dikenali warnanya yang kuning terang. Berbeda dengan angkutan umum di tanah air, bus ini mempunyai jadwal sendiri dan tidak menunggu penuh baru berangkat. Bus itu langsung menghantar kami ke loket masuk Sentosa Island. Disana tiap orang membayar 2 SGD untuk tiket masuk 1 SGD untuk bus nya. Setelah mengambil brosur pusaka berisi rute free bus di dalam sentosa, kami langsung memulai petualangan kami. Ada 4 rute bus yang dibedakan dengan warna line dan 2 rute beach train.

Dengan yellow line kami sampai di Dolphin Lagoon tapi ternyata baru buka jam 10a.m.,tiba tiba ada kendaraan seperti kereta di pasar malam itu lewat kami segera melompat naik aja berkeliling sebentar dan turun di Pahlawan Beach. Tidak seperti pantai2 pada umumnya, pantai di sini seperti sudah ditata letaknya (So Singapore banget ..) Ombak juga tidak besar,pantainya putih bersih.

Next, kami masuk ke Underwater World. Yang menarik,ada dinosaurus kecil (serius nih) entah apa namanya tapi lucu banget ama naga laut (keren kayak di dongeng). Berkeliling Sentosa membuat kami lapar,maka kami menuju daerah Ferry Terminal dan makan Burger King. Dengan adanya jembatan penghubung Singapore – Sentosa Island, maka terminal Ferry ini sudah tidak diaktifkan. Sambil makan, kita tidak akan ditungguin kucing (spt kalo di Indo) melainkan burung hitam(entah apa namanya) dan Perkutut dan juga tak ketinggalan Merak. FYI aja, mereka makan kentang goreng loh!

Satu persatu attractions kami masuki, asik banget kayak di satu pulau penuh tempat wisata. Terakhir sebagai acara penutup, setelah melihat atraksi pink Dolphin kami segera cepat2 menuju tempat atraksi Magical Fountain (permainan air dengan laser). Kami dengan setia menunggu acara yang akan dimulai masih 1 ½ jam lagi. Kami dapat tempat tepat di tengah,pokoknya strategis banget yang diperebutkan ratusan orang disana.Itu yang menyebabkan kami sedikit kecewa ketika acara dimulai jam 7.40 dan hujan deras datang 10 menit kemudian (ditengah show) (_ _o) kami cukup lama bertahan jadi lumayan basah juga.Lalu ketika show selesai hujan pun reda.
Tips : Sedia payung sebelum hujan

Kami pulang dari Sentosa Island menuju Harbourfront menggunakan Cable Car. Dari atas bisa terlihat pemandangan kelap kelip lampu Singapore. Keren deh!

Capek? Tapi itu nga menyurutkan semangat ku untuk menikmati pemandangan malam di Singapore River (5 menit dari Summer Tavern). Setelah mengisi perut (Summer Tavern juga dekat dengan lokasi pusat makanan dan hiburan malam) teman2 kembali ke hostel, aku mulai mengambil beberapa foto dan kemudian menyempatkan diri duduk di pinggiran Singapore River. Udaranya bersih dan sejuk, terlihat beberapa orang lain juga duduk menikmati udara malam ini. Sayup2 terdengar musik dari tempat makan2 di seberang. Suara semilir musik Jazz dari pub didekat sana. Dan sesekali musik rancak dari becak dan perahu yang lewat. Perahu itu membawa turis2 yang ingin berkeliling lewat air melihat pemandangan gedung2 pencakar langit yang menjulang di depan ku. Romantis ya? ^.^ Tak terasa sudah tengah malam! Pulang dah...

19 – 1 – 2006 (Orchard)
Pagi – pagi kaki kami seperti di tambahi beban beberapa kilo barbel. Tapi rugi banget di Singapore kalo bobok mulu. Air hangat membantu melepaskan kepenatan jasmani kami. Hari ini aku berpencar dengan rombongan yang lain, aku harus ke National University Hospital untuk menjenguk suami teman baikku yg kurang beruntung terkena Kanker darah (Get well soon ya). Sehabis bertemu dan mengunjungi gereja di Novena, aku menyusul temen2 yang lain di daerah Orchard untuk rally di toko buku. Ada T.B. Kinokuniya di Takashimaya Mall, trus lanjut ke Border Book Shop, dan tak ketinggalan tempat wajib buat ku, Sunny Book Shop di Far East Shopping Centre lt. 3. Sunny menjual buku2 (kebanyakan novel and komik) second. Temen2 sempat berpencar ke Toys R Us (pusat penjualan mainan, boneka,dsb yang cukup besar). Kalau mau membuktikan kekuatan kaki,bisa dicoba menyusur semua pertokoan di Orchard ^.^.Malam menjelang, kami kembali ke SumTavrn untuk meletakkan belanjaan kami. Teman2 sudah tidak punya tenaga untuk mengangkat kaki mereka lagi bahkan rasa lapar pun terkalahkan. Setelah sang hujan yang berkunjung sebentar pergi, aku keluar sebentar untuk mencari pengganjal perut. Kembali aku duduk di tempat favoritku di Singapore River untuk makan sesaat.

20 – 1 – 2006
Destination : Little India, Snow City, Merlion Park,Esplanade,Suntey Fountain, Chinatown
Katanya kaki uda mau putus tapi kok tujuannya semakin banyak ya? Hahaha....kapan lagi..So, setelah perjuangan berat untuk bangun maka kami segera melangkahkan kaki ke Little India. Pasar tradisional menyambut kami dengan baunya yang khas, penjual untaian bunga berjajar di tepi jalan, toko kelontong juga tak kalah banyak. Tapi semuanya tetap bersih. Tak lama kemudian setelah mampir ke toko 3 for $10 kami sampai di Sri Veeramakaliamman Temple (templenya orang hindu) yg konon katanya di bangun untuk menghormati Kali the Goddess of Power. Kita bisa mengunjungi kuil yang termasuk kuil tua ini selama tidak diantara jam 12.30pm – 4 pm. Sesampai di sana kami melepas sepatu kami untuk menghormati tempat suci ini dan jangan memakai baju yang terbuka/celana pendek jika tidak mau kena tegur. Tak disangka ternyata sedang ada upacara pernikahan, jadi kami bisa sekaligus menyaksikan upacara pernikahan orang India. Mereka cukup ramah bahkan memberikan beberapa kesempatan pada kami sebagai turis untuk mengambil gambar kedua mempelai.

Berikutnya kami berjalan menuju Mustafa Centre (pusat perbelanjaan yang buka 24 jam di Little India). Kalau tidak pny banyak waktu pergi saja ke sini karena semua bisa di dapat disini, dari alat mandi, makanan,tas,elektronik,jam tangan,komputer,alat olahraga,obat2an .....uhmmm capek nyebutnya...pokoknya semua deh ada di sini ^.^

Tak mau membuang waktu kami segera menuju Jurong. Setelah mengisi perut sejenak, kami melanjutkan perjuangan kaki kami menuju Singapore Science Centre, Omnimax dan Snow City. Banyak hal unik bisa kita temui di toko souvenir di SSC, barang2 yg tidak umum seperti makanan astronout,batu luar angkasa, fosil2, kristal, dsb. Bagi yang suka dengan perbintangan, toko souvenir di omnimax theatre juga tidak kalah asyiknya. Tak lama kami masuk ke Snow City. Tak seperti yang telah kubayangkan, ternyata tempat ini tidak terlalu recommended. Selain kecil, saljunya juga tidaklah putih melainkan coklat, banyak lobang di lintasan seluncur (persis aspal di jalanan Indo).Kami membayar SGD 12 (1 jam) termasuk pinjaman jaket n boot.Untuk sarung tangan tambah lagi SGD 1.5. Pinjam loker?Kita harus masukin koin SGD 1.

Setelah lumayan membeku dalam suhu 2 – 3 derajat Celcius, kembali kami berjalan melintasi Singapore menuju Merlion Park. Di sana kami mengistirahatkan kaki sejenak sambil menunggu gelapnya langit sehingga kami memperoleh 2 pemandangan disaat terang dan gelap. ^.^




Kami melanjutkan perjalanan melewati Esplanade menuju Fountain of Wealth di Suntec City. Konon katanya kalau kita menyentuh airnya kita akan ketularan rejeki.(Amin....). Pada tahun 1998 fountain ini masuk Guinness Book Of Record sebagai fountain paling besar sedunia.Setiap jam 8-10 p.m. ada permainan laser di tengah2 fountain itu,kami datang tepat ketika pertunjukan dimulai.


Dari Suntec, rombongan terpisah lagi. Aku dan Cep ke Chinatown. Yang lain kembali ke hostel. Di Chinatown, lautan manusia menyambut kami. Maklumlah sudah kurang seminggu menjelang tahun baru Imlek. Begitu banyak orang disana menutup jalanan, suara teriakan penjual yang bersahut – sahutan, lagu – lagu imlek, suara tambur barongsay, warna merah dimana – mana, seperti itulah suasana di Chinatown...padat.


Sepulang dari Chinatown ternyata teman2 juga belum makan,akhirnya kami kembali mengisi perut di tempat makan dekat SmrTav langganan kami.

21 – 1 -2006 (City Hall - Malaysia)

The last day ... tak ada tujuan. Temen2 hari ini memutuskan untuk bangun lebih siang. Tapi kaki ku sudah berteriak – teriak minta jalan. So, aku menyusuri jalanan setelah Singapore River dan ternyata tidak terlalu jauh aku sampai di daerah City Hall. Banyak kantor pemerintahan berdiri di sana,lalu ada juga gereja St. Andrew Cathedral yang bagaikan kastil istana.



Tiba – tiba tanpa sadar aku sudah sampai di tempat dimana akan diadakan Singapore River Hong Bao pada saat tahun baru Imlek. Aku melihat beberapa persiapan dan lampion2 yang sudah dipasang disana, kelihatannya bakal meriah sekali. Sayang kami harus pulang.

Sore hari berkat kebaikan hati sang empunya SumTarvn kami tidak terlunta – lunta dijalanan. Sambil menunggu jam berangkatnya bus menuju Malaysia kami duduk dan menggunakan internet di hostel walaupun terhitung kami sudah check out. Sore itu gerimis, dengan menggunakan telepon di lobby aku memanggil taxi. Ternyata memanggil taxi di Singapore tidak memerlukan pembicaraan sama sekali. Tinggal angkat telepon pencet no.1 untuk ok, selesai,taxi segera di kirim. Hebat!

Kami menuju Golden Mile Complex sebuah tempat transit bagi bus yang menuju Malaysia. Setelah kutanyakan ke beberapa penyedia bus disana rata rata mereka menyebutkan harga SGD 27 / orang. Bus akan memakan 5 jam perjalanan dan berhenti di Pudu Raya Bus Station (Malaysia). Jam keberangkatan bervariasi tapi yang paling malam adalah sekitar jam 10 – 10.30 p.m.

22 – 1 – 2006 (Malaysia - SUB)
Kami melewati perbatasan Singapore – Malaysia tanpa masalah, dan FYI, bahkan tidak ada X-ray atau pemeriksaan yang berarti di imigrasi Johor Baru. Tips : Tidak perlu ragu jalan saja terus! Sampai di Pudu Raya (yang ternyata seperti halte bukan station) kami langsung di sambut sopir2 taxi yang menawarkan jasa mereka(seperti di Bungurasih).Kerisihan mengusik kami jadi kami memutuskan sekali lagi menguji kaki kami. Kami susuri jalan menuju Bukit Bintang area yang ternyata sangat hidup walaupun itu jam 3 subuh. Gile abis...rombong makanan bertebaran di sepanjang jalan. Letih mulai menyerang, tak lama Pondok Lodge Hostelnampak dikejauhan. Hostel yang di rekomendasikan oleh SumTvrn ini terlihat kecil dari luar tapi ternyata ada 27 kamar di dalamnya. Kamarnya memang mungil dan sederhana,tapi bersih. Harganya cukup miring, hanya 55 RM untuk kamar berisi 2 orang dan 65 RM untuk yg berisi 3. Jadi kalau di hitung 1 orang sekitar Rp 50.000,-/mlm termasuk breakfast. Hostel ini terdiri dari 2 lantai. Di lobby bisa kita temui televisi,2 komputer untuk internet (not free),dan jg loker(lupa brapa ;p),di lemari2 juga banyak tersedia referensi travelling berbagai negara. Jam check-out nya jam 11a.m. Kalau tidak tahan dingin di sini juga tersedia shower dengan air panas.

Pagi menjelang, semua masih lelap tapi kembali jiwa bertualangku memanggil. Aku keluar melihat lingkungan sekeliling, ternyata Pondok Lodge ini hanya sekitar 5 menit jalan kaki dari KL Tower. Tak banyak yang kulihat, karena tempat yang subuh2 sangat hidup ini, seperti kota mati di pagi hari.
Sambil menunggu taxi yang akan membawa kami ke KLIA dengan ongkos RM 75 / taxi, kami mengeluarkan bekal mie cup yang dibawa dari Indo. Tidak susah karena ada dapur kecil yang bebas dipakai juga di Pondok Lodge. Di lobby terlihat banyak juga backpacker2 dari barat yang tinggal di Pondok mungil ini. Ternyata KLIA lumayan jauh dari KL Central, perjalanan memakan sekitar 1 jam lebih. KLIA terpecah menjadi 2 lokasi bandara. Duty Free Shop hanya akan kita temui setelah kita naik Railway berjarak 5 menit setelah kita melewati keimigrasian. Jadi jangan tertipu dengan toko2 yang terlihat setelah kita check-in. Itu bukanlah toko duty free,walaupun beberapa barang harganya juga lumayan murah dibanding barang di Singapore.

Ah....akhirnya sampai di Juanda,Surabaya.Culture Shock : Kembali harus berjuang kalau tidak mau diserobot di imigrasi atau dimanapun tempat antri. Maklum mungkin orang Indo belum berbudaya antri. Semoga dikemudian hari budaya itu bisa tertanam.

Ngumpulin uang lagi ah.... ;p