Sunday, October 21, 2007

Singapore 2007

The Enigma of Arrival
13 Okt 2007
Barisan kerlip lampu dilandasan dan terminal Juanda menghantar kami tinggal landas, akhirnya aku berangkat ama Lik. Kebetulan dengan penerbangan AK 917 kami mendapat pesawat terbaru airbus AirAsia. Dengan tempat duduk yang lebih nyaman dan lebar, dan awak pesawat yang ramah sekali kami memulai liburan kami, kami sempat ngobrol santai begitu sama salah seorang pramugaranya sampai tidak terasa kami sudah tiba di KLLCC Terminal.

Setelah melewati imigrasi, ada counter Skybus yang bisa mengantar kami ke KL Sentral Station yang berjarak kurang lebih 1.5 jam perjalanan dengan hanya 9 RM. Ada juga sih Aeroline yang seharga 8 RM tapi bus nya kelihatannya lebih enak yang Skybus (official punya AirAsia juga). Skybus ini keberangkatannya setiap 30 mnt. Rute LCCT - KL sentral (7a.m. - 1.15a.m) Rute KL Sentral - LCCT (3.30 a.m - 10 p.m). Lalu kami naik taxi (10 RM) ke hostel.Jadi jam 12 tepat kami tiba di PUDU HOSTEL.
Reception yang melayani kami adalah seorang cewek Indian yg ramah, kami membayar 12 RM/orang untuk 1 bed dan deposito 10 RM/berdua. Di ruang lobi itu ada cafetaria, pool table, 2 televisi dan banyak sofa yang cukup nyaman dan bersih untuk ukuran hostel di daerah itu. Kamar kami adalah sebuah kamar kecil dengan 2 ranjang double decker, penghuni lainnya adalah cewek dari Ireland dan Jepang.

Setelah meletakkan barang kami, kami menyempatkan diri untuk makan Nasi Lemak di Estana Curry House di dekat hostel. Lokasi Pudu Hostel sangat strategis. Tepat dibawahnya adalah 7Eleven, tepat di depannya adalah Pudu Raya Bus Terminal, tidak jauh juga ada Pasar Rakyat LRT terminal, 15 menit perjalanan kaki dari pusat belanja Bukit Bintang.
Sudah kenyang, kami sempat menanyakan tiket bus ke Singapore untuk pagi besok tapi karena ini adalah hari Raya Idul Fitri travel agent itu menyebutkan harga2 yang bisa dibilang rada ngawur. So, dengan gambling kami memutuskan menunggu terminal buka jam 8 baru membeli tiket disana. Harga normal adalah berkisar antara 25-30 RM sekali jalan dan kami ditawari sampai 60 RM :( .Jika kita merencanakan perjalanan PP adalah baik jika kita membelinya di KL karena kurs di Singapore adalah hampir 3 x lipat.30 RM dan 30 SGD hehehehe......jauh bok!
Pudu Raya Bus Station
14 Okt 2007
Bangun tidur kami langsung menyeberang jalan dan mencari tiket, karena liburan buanyak banget orang di stasiun itu dan akhirnya kami mendapat seharga 40RM (lagi2 dengan alasan hari raya). Karena bus akan berangkat 30 menit lagi, tanpa mandi kami langsung packing dan check out hostel :p
8.30 perjalanan panjang ke Singapore dimulai dengan bus Eltabitha. Selepas kota KL, pemandangan selama sekitar 4 jam berikutnya adalah perjalanan panjang yang membosankan karena sepanjang itu pula kita hanya di hibur oleh deretan kelapa sawit!!! Sebelum mendekati perbatasan Malaysia - Singapore ada pemberhentian bus bernama Lucky Garden dimana kita bisa makan,ke wc (tandas), or membeli souvenir khas Malaysia. Bus akan berhenti sekitar 30 menit dan melanjutkan perjalanan ke perbatasan. Antrian panjannnggg sekali menghiasi jalanan perbatasan itu, begitu pula ketika kami tiba di Woodland Checkpoint (Imigrasi Singapore) antrian orang pun panjannggggg banget. Dan karena antrian2 ini pula akhirnya ada kesalahan persepsi dari teman2 satu bus ku. Kami semua menuju tempat stop nya bus, tapi bus kami tak ada disana .... semua orang bingung dan akhirnya ada sopir bus lain yang bilang kami sudah ditinggal. So, mereka akhirnya menerima penawaran sopir itu 5 RM untuk membawa mereka ke kota. Aku masih belum rela aja apalagi si sopir itu sok banget, so aku masih bertahan di sana beberapa saat sampai Lik uda nga sabar n memutuskan naik bus umum SMRT yang menuju kota dengan harga 2.30 RM. Begitu kami duduk di bus itu, aku melihat bus Eltabitha kami berhenti di pemberhentian. Hiks .....mungkin dia sendiri juga antri bus, mungkin juga dia uda putar lagi menunggu kami yang lama banget di Imigrasi.

Selepas turun dari bus, kami masuk MRT station terdekat di BUGIS dan keluar di Clarke Quay Station setelah Lik membeli EZ Link card seharga 15 SGD. Dan betapa kagetnya aku, karena ketika keluar aku tak perlu lagi jalan bbrp meter seperti tahun lalu karena begitu keluar station, SUMMER TAVERN hostel adalah tepat di seberangnya. Lalu aku menoleh lagi celingukan, kiri kanan depan blakang dan baru sadar kalau tempat aku berdiri saat ini itu adalah bangunan konstruksi yang belum jadi tahun lalu. Wahhhh keren semakin bagus aja lokasi hostel favoritku ini!! Bangunan konstruksi itu telah disulap jadi mall yang cukup besar dan ada starbuck,Long John Silver serta Burger King di pintu utamanya. Untuk informasi Summer Tavern bisa di lihat di post lain blog ini. Ow iya, skrg taripnya naik jadi 35 SGD semalam include breakfast + locker.

Summer Tavern Hostel

Selepas mandi dan menata bawaan kami di sebuah kamar dorm dengan sekitar 12 double decker bed kami keluar menuju Chinatown dengan melewati Singapore River (Some memory come up and make me smile .... hope you're here my friends).

Singapore River

Keluar di Chinatown kami menuju Chinatown Food Street. Ketika melihat kata2 Hainanese Chicken Rice langsung air liur menetes. Kami berhenti di depot Tiong Bahru yang ramai penuh mejanya. Ada 2 pilihan harga nasi Hainan ini, yaitu 2/3 SGD (beda banyak ayamnya). Selepas makan kenyang, kami menyusuri toko2 kaki lima di Chinatown itu. Tulisan 3 for 10 tersebar dimana2 dan barang2nya menggoda hati, akhirnya Lik mulai borong barang deh :)

Rasa capek mulai merasuk dan akhirnya kami kembali dulu ke hostel untuk meletakkan barang2 bawaan sebelum bersantai dan duduk2 di Singapore River. Kalau udah jalan2 bawaannya laparrr mulu, jadi kita cari Mc D terdekat yang buka 24 jam karena sudah lewat tengah malam. Ternyata ada di belokan setelah food center di sepanjang Boat Quay (riverside).

15 Okt 2007
Hari ini ke Orchard, Lik puter2 cari coklat di lantai bawah Takashimaya trus sekalian kita lunch di food court disana. Jam uda nunjukin jam 2 lebih, tapi food court itu penuh sesak dan mejanya terbatas. Habis isi bensin kita keluar menuju Border Bookstore, tapi aku sendirian lanjut ke SUNNY bookshop di Far East Plaza yang juga jual buku second sebelum nyusul Lik kembali.
Malam menjelang, setelah kembali ke posko alias hotel :p kami lanjut ke Lau Pa Sat Hawker Centre di kawasan Fullerton MRT. Lumayan banyak pilihan makanan dan murah juga.

Kaki sudah lumayan capek tapi jam masih menunjukkan jam 10.30 p.m. so aku memutuskan jalan2 dulu ke Merlion Park duduk2 dulu dan trus jalan kaki menyusuri river sampai ke hostel karena MRT pasti sudah tutup. Hehehehe si Lik malas banget jalan, tapi dengan enggan ya dia ikut akhirnya.
Sampai di hostel sudah jam 1 an, kami kira tinggal masuk dorm dan tidur setelah perjalanan jauh tapi ternyata kami salah.
Kahlil sang empunya hostel ada disana dengan bbrp teman2nya dan juga penghuni hostel dari berbagai negara. Ada sekitar 10 orang, tapi rame banget di teras itu, penuh dengan canda, olokan, senda gurau,berbagi cerita, dan berbagi pelajaran bahasa sampe kata2 jorok. It feels warm and like home there. Yah perkataan dunia itu kecil terbukti deh (baca blogku).Tak lama Kahlil mengajak kami semua berjalan ke BOLLYWOOD PUB 5 menit jalan kaki dari hostel(milik temannya).Tarian India di peragakan oleh sekitar 5 cewek India secara bergantian,Kahlil menyebutnya belly dancing. Mereka juga menerima tip langsung dari para tamu yang datang.
What an interesting night .... or morning tepatnya karna kita pulang jam 3.30 a.m.

16 Okt 2007
Tanpa kami ketahui, ternyata di Singapore sedang ada festival Deepavali, sebuah ritual tradisi Indian yang menyalakan lampu2 (krg jelas historynya,blum di google :p) jadi ada juga seperti bazaar dan deepavali heritage gitu di sebuah jalanan di Little India. Pedagang kaki 5 ini menjual segala barang khas India dari kalung bunga, makanan kecil(muaniiissss smua), keripik2, heena(tinta tatoo),CD,lampu2 dengan berbagai bentuk, sesajian, baju, selendang, bindi (tanda di dahi wanita India),Bangle,dll. Ada pertunjukan pembuatan Bangle dari "lac" semacam kayu begitu,jadi kita bisa order sesuai bentuk dan warna yang kita inginkan. Sayangnya sang pembuat tidak berseni dan susah berkomunikasi,jadi yang dibuat samaaaaaa terus, sampe ngantuk aku lihat sembari nunggu Lik pesan.


Dari Little India kami mampir di Mustofa Center (24 jam) tapi saking padat dan sesaknya kami memutuskan untuk kembali lagi malamnya. So, kami jalan menuju Arab Street untuk mencoba menu makanan ala timur tengah. Kahlil merekomendasikan Amirah's Grill di Busorah Street, untung deh sampe sana langsung hujan.

Tapi kecewa juga soalnya harusnya setelah makan mau ke Sentosa lihat wahana baru Song of the Sea. HIkss.....Alhasil setelah makan dan ketemuan sama teman kerja lama si Jon dan temannya Rocky, kami diantar kembali ke hostel. Hehe thanks ya.Kami juga sudah sempat membeli tiket untuk balik ke Pudu Raya, KL dengan harga 27 SGD di Golden Mile Complex dengan melalui travel agent SRI MAJU.Kembali kami harus meletakkan barang belanjaan, sebelum berpetualang lagi.

Dengan menggunakan MRT kami turun di Farrer Park dan kembali ke Mustofa Center pada jam 11.30 p.m. dan kami harus menggunakan taxi untuk kembali karena MRT sudah akan tutup.Ini toko serba ada terbesar yang pernah aku datangi saat ini, kaki udah rasanya mau copot tapi belum selesai aku kelilingi semua lantainya sampai jam 3.30 a.m. Aku blanjanya banyak makanan, hihihi makanan yang nga ada di Indo, trus chilli2an,dll gitu deh bahkan juga mie instant dan soup2an.

17 & 18 Okt 2007
Buka mata, kaget banget, uda jam 11.15 a.m. hueeeee 45 menit lagi musti check out. Setelah check out,luggage kami tetap titipkan di hostel lalu kami brangkat ke Orchard lagi karena ada bbrp barang yang ketinggalan dibeli. Kami lunch di Food Republic (lantai 4 Wisma Atria) di mana juga merupakan food court.

Malam hari kami mendapatkan pengalaman mahal yang tak kan terlupakan. Kami tertarik untuk makan di Boat Quay sebagai penutup perjalanan kami dan akhirnya setelah melalui setiap sales makanan di depan resto mrk masing2 yang gigih menawarkan menu mrk, kami memilih makan di Haven Restaurant.Suasananya bagus, banyak turis western juga yang makan sana. Tapii ...... AWAS PENIPUAN!!!! WARNING !! IT'S A TOURIST TRAP!

Ceritanya setelah melihat menunya,yah walau termasuk mahal masih reasonable lah so kami ok dan duduk disana. Kami mendapat free drink, bisa segala minuman. Lalu kami pesan menu Ikan masak Asam Manis yang di menu seharga 30 SGD.Tomyam SGD 15 untuk aku sendiri. Sambil menunggu order kami keluar, ada sepiring kecil(lepek sambel) kacang2an. Si Lik mulai curiga dan dia bertanya kepada salah seorang pelayannya apakah itu complimentary? YES! begitu jawabnya. Tapi begitu keluar bonnya, doengg....kacang bayar, tisue basah di meja bayar, dan paling parah, ikannya keluarnya seharga 80 SGD!!!!!!!! DAMN, dirty bussiness, ternyata ikannya di hitung per ounce.Sebelumnya juga seorang westerner di meja sebelah kami hampir tertipu, ada mknan yang masuk ke bill nya padahal dia tidak order untung dia teliti.
Sebuah penutup yang benar2 tidak menyenangkan. Tapi ya sudah deh.... pengalaman emang mahal. Maka semoga blog ini membantu.

Kembali kami ke hostel dan say goodbye kepada semua staff yang baik and friendly lalu kami segera memesan taxi via telepon tapi .... ternyata jam 9 - 11 adalah jam sibuk taxi2 itu. So kami berjalan sampai di Singapore River untuk ambil taxi dari sana tapi ternyata masih aja tidak ada satupun yang kosong. Akhirnya kami berjalan lebih jauh lagi sebelum menemukan taxi kosong tapi tanpa argo so dia pasang tarip 15 SGD dari sekitaran Singapore River sampai ke Golden Mile Complex. Dari pengalaman sih yah .. tdk terlalu mahal seharusnya dalam rush hours.

Begitulah kami akhirnya kembali ke KL berangkat jam 11.30 p.m. dan sampai jam 5a.m. Begitu sampai di Pudu Raya Bus Station kami menitipkan luggage kami yang cukup berat di Pudu Hostel dengan harga 2 RM / Luggage. Lalu kami berkeliling sampai tengah hari sebelum akhirnya kembali naik taxi ke KL CENTRAL by taxi seharga about 5 RM.

Begitulah catatan perjalanan kami,dan kami diantar kembali ke Indonesia oleh AirAsia :p tanpa kurang apapun, kecuali satu pak rokok yang titipan seorang teman yang koleksi :( Maap Len. Aku lupa pake wrapping ketika masukin ke bagasi, soalnya rencananya aku bawa hand carry. Damn Again! Fool Me! Ternyata pelayanan bandara belum berubah.

------------------
Keep the light of travelling spirit alive .....

Tuesday, July 24, 2007

Dreamland, bongkasa, sangeh

Well, sudah siap untuk bersenang senang ?

Pagi itu sabtu, 21 juli jam setengah delapan saya janjian bertemu dengan partner saya di depan kantornya. Yaps, hari itu ada satu gawean yang harus diselesaikan. Dan gawean itu adalah jalan jalan seharian penuh.
Cihuiiiii.......



Jam 8 pagi menunggu di lobby sebuah hotel di Kuta, dan ternyata pada telat juga si para peserta. Setelah komplit, dan tidak ada peserta yang tertinggal kita berangkat ke arah selatan bali. Stop pertama sebagai warming up hari ini adalah pantai dream land yang terletak di daerah Pecatu, Kuta Selatan.

Cuaca dalam perjalanan agak tidak bersahabat, mendung tebal dan sempat turun titik titik hujan. Sempat muncul khawatir kalau di pantai hujan lebat, bisa bisa acara yang udah tersusun berantakan. Tapi kami masi beruntung, perjalanan 30 menit dari Kuta ke Dream Land disambut dengan langit yang mulai membiru.

Memasuki daerah Pecatu Graha, mendekati parkir kita diharuskan membayar admission untuk kendaraan 5000 rupiah (gak pake ticket). Di sekitar parkir memang pemandangan terlihat masih sangat gersang. Bukit karang masih dapat terlihat, tapi mungkin beberapa tahun lagi pastinya situasi sudah sangat berbeda karena di daerah ini sedang dikerjakan satu proyek golf 17hole.

Dream land merupakan salah satu pantai yang sangat terkenal dikalangan surfers. Dan lokasi pantai inipun awalnya ditemukan oleh orang asing. Tau MLTR kan? salah satu video klip mereka pernah dibuat di tempat ini.


Untuk dapat menginjak pasir pantai dream land, kita harus menuruni anak tangga yang lumayan tinggi. Di pinggir pantai banyak terdapat cafe cafe sekaligus penginapan yang biasanya disewa oleh para surfers. Suasana pantai tidak seramai pantai Kuta, entah apakah karena masi pagi. Lazy chair dan payung yang banyak terpasang pun masih terlihat kosong. Kita bisa lihat beberapa surfers bermain dengan ombak, orang berlari pagi dengan anjingnya dan terntunya kami yang bermain beberapa game di pinggir pantai.

Sekitar satu setengah jam berada di pantai, saatnya untuk meneruskan perjalanan untuk acara selanjutnya ke desa Bongkasa, mengarah ke utara dari Denpasar.

Di markas organizer team building ini, di tengah sawah kami menikmati menu makan siang.
Pumpkin soup yang lumayan enak, seenak jika dibuat 'jaja waluh' ( kue labu? ) dan main course nasi, sayur urap dan sate lilit. Yummy!

Setelah makan siang, beberapa classic car sudah menunggu kami. Mobil mobil keluaran tahun 1930an yang sudah dimodifikasi sedemikian terlihat cantik sekali.


Okay, saatnya on road! Ada 6 mobil yang beriringan menyusuri desa desa. Untuk beberapa orang yang selama ini hanya tinggal di besarnya Jakarta, perjalanan ini sangat berkesan karena melewati jalan kecil desa dengan udaranya yang masih segar.

Pemberhentian kami selanjutnya adalah di dekat sebuah pura. Entah, saya tak memperhatikan nama puranya. Tapi jika melihat dari lokasi dan besarnya, kalo gak salah itu adalah pura desa. Di depan pura ini terdapat pohon beringin yang super duper besar. Umurnya mungkin sudah lebih dari ratusan tahun. Akar beringin yang menggantung pun terlihat sangat kokoh, dan mungkin jika saya bergelantungan disana, tidak akan putus juga :D


Beberapa game untuk meningkatkan rasa kerjasama dan solidaritas dimainkan disini. Dari lokasi banyan tree ini, sebagian melanjutkan perjalanan dengan menggunakan sepeda menyusuri desa, dan sebagian dari kami mengendarai mobil. Awalnya saya ingin mengendarai sepeda, tapi mengingat posisi saya sebagai penyusup di group ini jadinya saya harus terima jika saya tidak kebagian sepeda. Huhuhuhu....

Dan kamipun berpisah mengambil jalur masing masing. Mereka yang naik sepeda ditemani oleh guide, dan kami yang ada di mobil pun bersenang senang dengan mobil kami.


Sangeh, tempat pertemuan kembali seluruh group. Saya sempat test drive dengan Marvia, mobil yang berwarna merah disini. Saya sudah membuat rekan saya di jok belakang tegang saat saya menginjak gas dan mengendarainya sebanyak 2 laps. Tenang, saya tidak akan menabrakkan mobil ini, karena saya dan kamu masih muda. Huehue...

Di sangeh kita bisa bertemu dengan teman teman lama, para monyet. Tempat ini tidak terlalu ramai dikunjungi turis jika dibandingkan monkey forest di daerah ubud ataupun alas kedaton di Tabanan.


Jika ingin berfoto dengan monyet, akan dibantu oleh local guide sekaligus merangkap fotografer. Guide akan memberikan makanan kepada monyet sehingga monyet mendekat dengan kita. Tinggal pilih, mau foto dengan monyet di pangkuan atokah monyet yang nangkring di atas kepala, semua bisa diatur. Dan kita akan dapat satu lembar foto polaroid yang ditebus seharga 20 rebu.

Mau pakai kamera sendiri? boleh saja, asal tetep ambil satu polaroid dari guide local yang sudah bantuin berpose dengan monyet. *wink*

Sekitar jam 4 sore, kami tiba kembali di markas. Kali ini saya memilih perjalanan diatas sebuah truk. Seneng seneng saja awalnya, tapi ketika turun barulah mulai rasa sakit kepala karena masuk angin. Huhuhu... manja yak!
Tapi itu semua harus dicuekin, karena susunan acara belum selesai semuanya.

Jam 6 sore, kami bersiap untuk dinner di Jimbaran. Hihihi, tanpa berganti baju, hanya dengan mandi kambing dan dandan sedikit kami meluncur untuk menikmati seafood di pantai Kedonganan.

Hari yang melelahkan dan sangat menyenangkan.
thanks for the trip,

ps. mengingat ini adalah salah satu trip gratisan buat saya, jadinya angka angka yang menyangkut biaya tidak lengkap karena saya tak terlalu peduli. hehehe... sorry yah!

Monday, July 02, 2007

Ayung River Rafting

Wanna have some adventure ?

Salah satu kegiatan yang lumayan seru adalah ikutan rafting. Di Bali ada banyak sekali perusahaan rafting, tinggal pinter pinter kita untuk memilih. Dari segi track yang dilalui hampir sama antara satu company dengan yang laennya. Cuman yang sering jadi pertimbangan adalah service yang diberi seperti tingkat profesionalitas guidenya (tentunya gak mau pake guide yang tnyata gak bisa renang kan) yang punya service bagus dan terntunya harganya juga bagus.

Beberapa waktu lalu sempet ikutan rafting di sungai ayung dengan Ayung River Rafting. Starting point dimulai di daerah Petang, sekitar 1 jam perjalanan dari Denpasar ke melewati sangeh. Lokasi starting point berdekatan dengan Bali Elephant Camp yang merupakan produk lain dari Ayung River Rafting.

Setiba di starting point, kita diharuskan untuk register dengan menulis nama dan alamat. Hal ini untuk keperluan asuransi jika terjadi kecelakaan pada track. Barang barang bawaan kita seperti baju ganti dan teman temannya kita titip di reception aja dan bisa kita ambil lagi di finish point. Kalo ingin membawa kamera, dompet dan henpon bisa kita simpan di dalam waterproof bag yang ada di raft.

Selanjutnya kita persiapkan diri masing masing dengan memakai life jacket, helm, dan paddle yang disiapkan disana. Pilih yang ukurannya pas biar terasa nyaman. Setelah itu kita turun kebawah menuju sungai lewat tangga yang banyak. hehehe...saya tak sempat menghitungnya.


Satu perahu karet biasanya berisi 4 - 5 orang ditambah seorang guide. Kita akan mendapat penjelasan singkat sebelum turun ke air. Bagaimana cara memegang paddle, bagaimana cara mengayuh, dan bagaimana cara membuat teman basah kuyup ( ini teori tambahan dari saya ). Yang penting adalah satu team harus selalu kompak kalo tak ingin tercebur. hehehe

Track yang dilalui kali ini sepanjang 11 kilometer ditempuh dalam waktu 2 jam kurang lebih. Banyak variasi jeram dari yang berupa riak riak kecil sampai dengan jeram yang bisa membuat perahu nyangkut dan terbalik. Sepanjang sungai ayung ini kita akan melewati beberapa hotel besar yang terdapat di daerah Ubud. Melewati tebing tebing tinggi, pohon pohon besar dan merambat, dan tentunya air terjun yang menjadi central point perjalanan ini.


Sempet berhenti dua kali untuk foto foto dan nyebur di sungai. Lebih tepatnya adalah hanyut kebawa arus. Untungnya guide yang punya nama keren Ricky, nyelametin saya. Kalo ga, saya gak isa posting sekarang. hihihihi
Itu sebabnya juga, potonya gak ada yang bener, soalnya udah sibuk nyelametin diri sendiri.

Ketika tiba di finish point, bukan berarti perjuangan sudah berakhir. Ada beratus ratus tangga yang harus dilewati supaya bisa kembali ke atas. Whoaa...terus terang sempet buat ngos ngosan juga.

Akhirnya sesudah mengeringkan diri, salin pakaian dan sedikit dandan, waktunya buat makan siang. Sepagian main air memang buat perut laperrr banget. Makannya lumayan enak, buffet gitu dah, tinggal pilih pilih sendiri maunya apa.

Buat yang mau pergi rafting, paling enak pake celana pendek ama kaos, jangan lupa bawa baju ganti, handuk extra ( biasanya seeh dapet handuk juga ), perlengkapan mandi kecil kecilan gituh, sunblock, trus pake sendal yang tahan air.

Harga untuk rafting sekitar 200 rebuan per orang. Umumnya sudah termasuk transfer dan makan siang. Kalo peserta tambah banyak, bisa dapet harga lebih murah lagi loh.
Kebetulan acara rafting saya kemaren gratisan :D. Namanya aja dapat tawaran, gak enak hati kan kalau harus menolak.

So kesimpulannya kalau ada yang mau ikutan rafting kapan kapan, boleh deh nanti tak kasi harga special telor ceplok (numpang jualan yaa...*peace)

Tuesday, April 10, 2007

Jatiluwih - Tabanan, Bali

Sekejap menjauh dari kota, menghilang dari gedung beton, menikmati hijau dan dinginnya mata air, dan tibalah kami di Jatiluwih.

Jatiluwih adalah satu daerah di Tabanan yang terkenal karena panorama sawahnya yang keren banget. Dikenal juga sebagai daerah lumbung beras. Letaknya sekitar kaki Gunung Batukaru yang banyak dikunjungi masyarakat pada saat upacara keagaamaan. Yaps, di Gunung Batukaru ini terdapat salah satu pura yang terhitung besar.



Dan hari itu kami berangkat dari Denpasar pukul 8.45 pagi. Melewati tengah kota, dan dalam waktu 30 menit sudah tiba di Tabanan. Menyempatkan mampir ke rumah seorang teman untuk menjemput seorang adik kecil *eh kelas 6 SD masih kecil gak yah?* dan lanjut giliran ngepit di rumah untuk mencuri sedikit ransum bekal perjalanan.
Jam 10 pagi kami lanjut berangkat menuju Jatiluwih. Arah perjalanan ke utara sekitar 25 kilometer dari Tabanan. Tidak terlalu jauh kan? Melewati desa Penebel, udara terasa semakin sejuk dengan kanan kirinya sawah dan pohon kelapa.

First stop kami adalah pinggiran sebuah sungai di tengah sawah. Letaknya di pinggir jalan dan saya ingat betul beberapa tahun lalu setiap datang ke Jatiluwih sering nyebur di kali ini. Airnya segerrr banget, dingin seperti air es yang di kulkas. Batu batu di dasar sungai terlihat jelas saking bening airnya. Pengen banget nyemplung, tapi karena sekarang perginya cuma bawa diri aja, terpaksa niat diurungkan sampai batas waktu yang belum ditentukan.



Sekitar 15 menit disungai, kita berangkat lagi menuju sebuah bendungan. Bendungan Yeh Aya Hulu merupakan bendungan yang digunakan untuk mengatur alur air di daerah Jatiluwih ini. Kita turun ke bawah bendungan, dengan rasa yang nyes nyes gitu, dan lutut juga agak gemeter kalo pake nengok ke bawah.

Saat itu air bendungan tidak terlalu tinggi, dan pintu bendungan posisi tertutup. Sempet keluar niat pengen nyoba buka pintu air, tapi takut nanti gak bisa nutup. Ah... niat kan boleh ya? Belom tentu juga dilakuin.

Di bendungan ini kita udah kelaperan dan kita pun buka ransum makan siang. Sate ayam pake lontong. Yummy banget...Gak lupa dessert buah jeruk...



Puas menyalurkan narsis dengan poto poto, kami pindah lagi ke tempat yang lebih jauh, sekitar sekilo dari bendungan. Ketemu sebuah restoran kecil yang punya view asik banget. Tapina kita gak masuk resto itu, cuman nebeng di bale bengongnya aja. Duduk menghadap sawah luas banget dengan latar belakang gunung Batukaru, menghabiskan sisa bekal srikaya sambil baca baca.


Uahhh.....semakin lama kami disini, jadinya makin ngantuk. Apalagi pas banget jamnya tidur siang. Suasana yang sepi, hanya suara angin dan sesekali suara burung sawah. Karena takut bablas ketiduran, akhirnya jam 1.30 siang kita balik lagi ke arah Tabanan.
Diperjalanan, seorang dari kami sempat tertidur diatas motor. Wuehh, tapi untung aja gak pake acara jatoh segala.

Yaps, perjalanan mengusir kebosanan, mengisi hari dengan sedikit tawa. Menyenangkan bukan?

Monday, April 02, 2007

Yogyakarta

Akhir Maret kebetulan ada tanggal merah, Hari Sabtu pengennya ke Jogja dalam rangka liat acara Sekatenan di Keraton Jogja pas Mauludan. Pengen berangkat dari Surabaya naik Bus Patas, tapi mempertimbangkan cuaca yang engga menentu & terminal yang jauhnya amit-amit akhirnya perjalanan dengan Kereta Api adalah keputusan yang cukup baik, tapi dasar sial ternyata jadwal kereta api jam 3 sore, sedangkan kantor tutup jam 4 :(. terpaksa deh kami (Boambang dan aku) numpang kereta jurusan bandung yang berangkat pk. 06.00 sore, tentunya dengan tarif 2 kali lipat karena semua gerbong engga ada bisnisnya alias eksekutif semua.. huks... Ehh... di dalem gerbong ternyata ada kejadian konyol juga, ada tv nyala acara lagu-lagu video klip tapi suaranya ga muncul, dan lagi AC di gerbong kami mati, huaahhh semua pada banyak yang protes tapi ya maklum, apa yang bisa diperbuiat ? terpaksa deh dengan berkeringat dan berpanas ria duduk manis di dalam, piye toh fasilitas pemerintah ini kok ya ga pernah ada yg beres 100%... heran..., di kereta dapat makan malam ternyata, nasi goreng sosis, telur ceplok dan krupuk yg agak mlempem (lagi-lagi protes) hehehe.

Hari pertama engga kemana-mana karena kita tiba di Jogja sudah pk 23.30, jalan kira-kira satu kilometer dari Stasiun Tugu Jogja sambil nggembol tas ransel besar di punggung ala bekpeker menuju ke jalan Sosrowijayan, kami menginap di motel Bladok sesuai dengan saran si Carla via sms malam itu. Tarif semalam yang paling murah Rp. 80.000,- double bed, kamar mandi dalem dan kipas angin (tanpa tv). Motel ini ok banget, meski kamarnya kecil (sekitar 3x3m) tapi bersih, kamar mandinya juga bersih. Yang paling menarik adalah, ternyata di bagian belakang ada kolam renangnya huehuehue.. siapa nyana harga sekian dapet kolam renang.

Hari Kedua, sehabis makan gudeg pincuk di sisi jalan sosrowijayan yang berisi nasi, krecek, telur dan gudeg seharga Rp. 5000,- kami berjalan ke rumah sodara (dapet pinjaman motor gratis). Abis ngobrol2 sama Tante tentang musibah gempa dan angin puting beliung yang ternyata mengerikan banget :(.

Perjalanan pertama ke Candi Borobudur dengan guide Yeriko (adek sepupu). Dari kota Jogja, motor dipacu ke arah Magelang, kira-kira satu jam (rata-rata kecepatan 60-80 km/jam) dah nyampe di area Candi yang super panas, tapi jangan kuatir, di area sana persewaan payung. Tiket masuk dapat dibeli dengan harga Rp. 9000,- plus kamera Rp. 1000,-, total 10.000,- per orang.

gambar : tugu selamat datang (kiri) dan Candi Borobudur dari bawah (kanan)

Candi Borobudur mempunyai sejarah yang unik, tiap tingkat dari tingkat paling bawah sampai ke tingkat paling atas menceritakan perjalanan kehidupan manusia menuju ke kehidupan kekal (muksa).

gambar : patung Budha di foto dari belakang (kiri) dan salah satu penggalan cerita dari dinding Candi (kanan)

Dari Borobudur, perjalanan dilanjutkan makan siang di depan SMU Van Lith (konon terbagus se DIY), makan kupat tahu.. nyam..nyamm.. kemudian ke Keteb Merapi dengan jalannya yang menanjak dan berliku, yakni daerah pemantauan aktivitas Gunung Merapi, tapi sayang karena siang itu mendung banget jadi gunung ketutupan ama kabut tebal alias gunungnya engga keliatan sama sekali, gagal deh melihat lahar yang mustinya keliatan dari pos ini. Nasib sial pula, pas pulang ternyata tutup karburator motor sepupu lepas terpaksa deh itu Honda Ulung di modifikasi ala Macgyver, beli aqua gelas trus dibuat tutupnya biar karburator engga kemasukan air ujan.

gambar : aku dan Bo di candi (kiri) dan Riko lagi berpose ala Macgyver (kanan)

Abis dari Keteb Merapi yang gagal, perjalanan dilanjutkan menuju Taman Sari, di seputar kraton Jogja. Taman Sari adalah tempat peristirahatan Raja dan selir-selirnya yang berjumlah puluhan, bagus banget, cuma sayang sekarang area sekitar sudah dibangun rumah-rumah abdi dalem kraton (rumah ini dulu adalah bekas kolam raksasa yang dibuat sedemikian rupa seperti laut).

gambar : pintu masuk dari depan dan Taman Sari difoto dari atas

Sayang saat kami masuk area sudah tutup, terpaksa nyewa Guide untuk memandu kami muter-muter lewat jalan tikus, beruntung ternyata ada beberapa tempat yang masih buka, antara lain Masjid bawah tanah, terowongan dan puncak menara.

gambar : lorong dan tangga (di seputar Masjid) dan foto Sunset dilihat dari Menara.

Taman Sari ini cukup indah, dan biasa dipakai untuk Foto Model para Fotografer karena tempatnya artistik. Orang jaman dahulu sangat pintar dan semua bangunan ternyata menyimpan sebuah cerita unik tersendiri, sebagai contohnya tangga (foto ditengah) yang bercabang 4 ternyata mempunyai arti sebagai penunjuk arah mata angin. Cerita lain yang unik yang dituturkan Guide adalah, tempat bercinta Raja, yang di dalam kamarnya cuma ada dipan dari semen dan dibawahnya dibuat rongga untuk menyalakan kayu bakar. nah loh.. gak kepanasan ?? "engga" jawab si Guide karena kalau kayubakar dinyalakan otomatis suhu ruang panas dan terjadi perbedaan tekanan udara dalam ruangan dan luar ruangan yang menyebabkan udara akan masuk melalui lubang2 jendela kamar... akibatnya.. kipas angin alami menghembus sepoi-sepoi... wahh kerenn....
Tiket masuk Taman Sari perorang Rp. 7000,- dan Guide ongkosnya sukarela... tapi karena kami kemaren masuk nylonong tanpa tiket (udah tutup) jadi ngasih duit ekstra buat Guidenya plus temennya yang masih ada di dalem lorong yg mau nungguin kita jeprat-jepret.

Abis dari Taman Sari, balik motel, mandi-mandi bentar trus keluar lagi buat mamam Nasi Jaran di deket rumah Oom. Nyam.. enak.... abis itu minum di kedai kopi Lik Man, pesen kopi joss (kopi yang dicemplungin arang yang membara (joss berasal dari suara saat arang dimasukkan ke gelas... jozzzzzz) kemudian muter-muter jalan bentar sambil lihat Motor Harley berlalu lalang, rupanya hari ini ada perkumpulan arley se Indo, ada acara apa gitu di daerah parang tritis... wah keren bok.

Hari ini ga berhasil lihat sekatenan di kraton gara-gara infonya dateng telat :(

Hari Ketiga, bangun pagi mau sarapan di UGM sambil liat orang joging gagal, karena acara misa di Gereja waktunya mepet banget, duh pilih mana ya.. ke UGM atau ke Gereja... ? berhubung orang baik-baik keputusan dipilih ke Gereja hauhauhua.... Minggu Palem soalnya menyambut Paskah, jadi ini momen khusus engga boleh ketinggalan. Ngikutin prosesi selama kurang lebih dua jam sambil mengucap syukur bisa menikmati ini semua.

Pulang Gereja perjalanan menuju Museum Affandi yang terletak di Jl. Laksda Adisucipto 167, arsitektur museum ini menarik, dibangun di tepi tebing dengan model bangunan rumah panggung. Di Area terdapat 3 Galeri yakni Galeri lukisan Affandi yang bernilai 1 - 4 Milyar perbiji, galeri keluarga affandi (lukisan istrinya) dll, dan galeri lukisan affandi yang dijual, ada menara untuk panjat-panjat, mushola kecil, tempat tinggal Affandi dan makamnya Affandi dan istrinya yang terletak di depan rumah.

gambar : Rumah Affandi dari seberang jalan (kiri) dan makam Affandi (kanan)

waktu kami berkunjung ada rombongan anak SMP yang juka ikut datang, yah.. maklum, anak yang masih penasaran dan jahil itu tangannya gatel aja pengen megang itu lukisan dan nyowel-nyowel cat minyaknya yang menyembul.. hiyaahhh deeekkk itu satu lukisan bisa buat biayai kamu sampe lulus sarjana !!!!

gamabr : lukisan potret diri Affandi, tidak dijual (kiri) dan lukisan taman, dijual (kanan)

Dari Galeri Affandi, perjalanan di lanjutkan ke art gallery Sapto Hudoyo yang tempatnya cuma 5 menit dari Affandi. Namun sayang di area ini tidak boleh foto-foto sehingga tidak ada yang bisa ditampilkan disini. Sapto hudoyo adalah art galeri yang terbaik dari segi arsitektur dan penataannya. Banyak barang-barang seni dipajang disini, sebagian untuk koleksi, sebagian lagi untuk di perjual belikan, model bangunannya jawa banget dengan pilar-pilar kayu berplitur dan berukir dan kolam ikan yang besar plus pernik-pernik keris, topeng dll yang di pajang di tembok2. Masuk di art gallery tidak dipungut biaya alias gratis. setelah melihat-lihat kami makan Soto Balung.. duduk di kursi tua berukir ditemani suasana yang tradisional dan artistik.. romantis bok.. sayang pasanganku kok ya lanang.. huks..

Perjalanan terakhir sebelum pulang kami memacu kendaraan ke Candi Prambanan, lama perjalanan 30 Menit dari Sapto Hudoyo (+/- 80-100 km/jam). Sesampai di Candi Prambanan terasa sepi, engga seramai Borobudur, ternyata area masih ditutup karena candi masih dalam perbaikan karena gempa, banyak relief2 yang miring-miring dan rawan jatuh, ya.. demi keselamatan pengunjung memang sebaiknya ditutup. Kami hanya bisa menikmati dari luar saja. Tiket Masuk Rp. 8000,- per orang, Kamera Rp. 1000,- tapi kami lolos dari pemeriksaan kamera hehehe....

gambar : Candi Prambanan yang sudah selesai diperbaiki (kiri) dan candi prambanan yang masih dalam taraf perbaikan (kanan)

note : di area Candi dijual pernik-pernik replika candi, buku sejarah candi, baju, gelang dll (pasar tradisional) dengan harga yang lumayan miring, sepertinya kalau belanja di area ini jauh lebih murah daripada di Malioboro (maklum.. pengunjung lebih fokus ke Candi dari pada blanja)

Reporter Valens, Boambang dan Riko melaporkan dari Kota Jogja... salam petawisata... :)

Friday, March 30, 2007

Singosari & Kebun Raya Purwodadi


Penat dengan rutinitas dan kehidupan kota, akhirnya kami memutuskan mencari udara segar, menggerakkan kaki sejenak dan menikmati hijaunya alam.
Perjalanan kali ini kami mulai pagi pagi sekali demi menghindari aksi demo yang akan dilakukan di daerah Raya Porong yang masih saja belum ada pemecahannya. Sampai di Pandaan kami menyempatkan diri mengisi perut di Depot AFF yg mempunyai menu andalan Rawon Empal (mohon maap sementara belum ada dokumentasinya) hehehe. Dengan harga Rp 8.000,- empal yang empuk dan sambal yang lezat menjadi sarapan kami.
Lalu kami langsung menuju Kawasan Peninggalan Purbakala Singosari. Ternyata tidak seperti yang kami bayangkan, kawasan ini sudah cukup berpenghuni, jadi peninggalan2 kerajaan Singosari tersebut sudah dikelilingi rumah2 penduduk dan di batasi pagar. Ketika kita memasuki kawasan ini, ada 2 raksasa yang mengapit jalan. Raksasa yang bertampang seram ini dinamakan Dwarapala yang dibuat dari batu monolitik dengan ketinggian 3,70 m.
Keberadaan dua arca dwarapala itu menunjukkan bahwa lokasi itu pada masa lalu merupakan pintu gerbang dari kerajaan Singosari, sebab fungsi arca dwarapala di masa lalu memang sebagai simbol dari penjaga pintu atau pintu gerbang namun hinga saat ini belum dilakukan rekonstruksi untuk mengetahui dimanakah letak istana Singosari secara tepat apakah disebelah barat atau timur Dwarapala karena situs bangunan istana Singosari sampai sekarang belum diketahui letaknya.

Letak kedua arca tersebut berada disisi kiri dan kanan jalan utama desa Candirenggo yang membujur dari timur ke barat.Arca raksasa yang sebelah kiri (selatan) berada diatas pedestal buatan yang dibuat sekitar tahun 1982 sewaktu arca tersebut diangkat dari kondisinya yang tenggelam sebatas perut menghadap utara. Terdapat cerita unik seputar proses pengangkatan arca yang tersebut, dua buah traktor yang diperkirakan mampu mengangkatnya ternyata "kewalahan" ditandai dengan melengkungnya tuas besi pengangkatnya. Akhirnya dari "wangsit" yang diterima oleh salah seorang pekerja, bahwa arca tersebut baru bisa diangkat bila kedua matanya ditutup dengan kain hitam dan menggunakan tiga batang pohon kelapa sebagai tiang penyangganya. Setelah dilakukan upacara ritual dan sesuai dengan petunjuk wangsit tersebut, barulah arca tersebut bisa diangkat dan dipindahkan. (sumber: navigasi.net)


Atas petunjuk dari penjaga situs Dwarapala, kami melanjutkan perjalanan ke situs candi Sumberawan. Stupa ini sering disebut “Candi Rawan” yang berasal dari Sumber + Irawan, karena putra Arjuna konon pernah mandi sore di tempat ini. Candi ini tidak bisa di jangkau dengan kendaraan, jadi kami harus memarkir kendaraan di sebuah warung milik warga dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sekitar 400 M. Pemandangan yang kami lalui sungguh menyegarkan mata. Selain hamparan padi yang luas dan hijau, beningnya mata air di sepanjang perjalanan kami benar2 menyejukkan. Banyak kegiatan masyarakat di sepanjang mata air itu termasuk mandi dan mencuci baju, namun airnya tetap jernih dan dingin.


Note : Kita diharapkan mengisi buku tamu di setiap situs di kawasan ini, dan memberikan sumbangan sukarela demi pemeliharaannya.

Puas bermain air, kami melanjutkan perjalanan menuju Kebun Raya Purwodadi. Setelah membayar tiket masuk sebesar Rp 3.500,- / orang dan retribusi mobil, kami segera di persilakan menikmati hijaunya kebun ini dengan menggunakan mobil. Mobil bisa kami bawa sampai ke suatu tempat tertentu yang ingin kita gunakan sebagai tempat rekreasi. Suasana berawan dan angin semilir menemani kami disana. Pepohonan yang tinggi menjulang dan entah berusia brapa tahun menaungi jalanan beraspal yang kami lewati.


Jika kita tidak membawa minum ato snack sebagai camilan waktu piknik, jangan khawatir, begitu kita berhenti di suatu tempat, segeralah muncul (entah dari mana) ibu2 penjaja snack dan minuman (dingin).
Note : Seperti wisata alam pada umumnya, nyamuk hutan juga banyak berkeliaran menikmati redupnya suasana pepohonan. Bawalah obat oles anti nyamuk

Sepulang dari Purwodadi, kami menyempatkan mengisi perut di warung penjual Lontong Kupang di Tretes (tepatnya diseberang Ayam Goreng Sri). Kenikmatan lontong kupang ini terletak pada baunya yang harum dan juga kupang yang segar. Apalagi kalau dimakan bersama bumbunya yang pedas. Bumbunya langsung diracik sesuai pesanan, terdiri dari bawang putih,gula pasir,gula merah, dan cabe merah. hummm.... di hari biasa kita masih bisa mendapatkannya di sore hari. Tapi kalau weekend, jangan berharap banyak deh. Warung ini buka sktr jam 11-12 setiap harinya. Dengan harga Rp 4.000,- per porsi kita bisa menikmati kupang yang dipadukan dengan lento dan lontong ini. (Mohon maaf tidak ada dokumentasi nya lagi, abis kalo dah kelaparan jadi lupa....hahahaha) Daripada penasaran,lebih baik dibuktikan sendiri deh.

Monday, January 22, 2007

Bonbin Surabaya

Kemarin Minggu nganggur-nganggur, trus nyoba kelilingan cari hiburan sekaligus nganter sensei yg mo hijrah ke Jakarta. Acaranya hunting foto-foto tempat yg khas di Surabaya buat kenang-kenangan, eehh... sekalian aja mampir ke Kebun Binatang Surabaya yang konon koleksi ragam faunanya paling lengkap seantero Indonesia Raya. Ini dia ulasannya...

Kebun Binatang Surabaya terletak di Jalan Wonokromo, tempat ini sekaligus menjadi paru-paru kota karena tempatnya yang masih rindang. Di hari libur pelataran di depan lokasi dijadikan area tempat parkir sepeda motor dengan harga Rp. 3000,- jauh lebih mahal dibanding parkir resmi pihak Bonbin yg hanya Rp.500,- (roda dua) dan Rp. 1000,- (roda empat).

Kebun Binatang Surabaya & patung Monumen Sura dan Buaya (didepan lokasi)

Untuk tiket masuk dipatok harga Rp. 8000,-, tidak mahal juga karena di dalam ada beraneka ragam jenis fauna. Kemaren sempet nyatet beberapa diantaranya Merak, Kakaktua (dilepas outdoor), Elang, Pelikan, Tapir, Cheetah, Kera, Onta, Zebra, Beruang, Jerapah, Lama, Bison, Kuda Nil, Rusa tutul, Harimau, Bekantan, Kambing gunung, Orang utan, Kuda, Keledai, Owa, Anoa, Celeng, Kanguru. Di dalam Kebun Binatang ada tempat lagi dimana kita harus membayar tiket seharga Rp. 3000,- yakni tiket untuk masuk ke area Aquarium, disana disuguhkan aneka ragam Fauna air tawar dan air laut, namun tempat ini agak mengecewakan karena papan nama yang dipajang tidak sesuai dengan hewan yang pamerkan. Di area ini ada juga beragam Kura-kura, Iguana, Ular dan Penyu

gambar ragam koleksi Aves di Kebun Binatang Surabaya

Pada waktu-waktu tertentu, di KBS ini diadakan acara-acara hiburan, diantaranya :
Tunggang Gajah setiap hari Pk. 10.00-13.00 kecuali Jumat, Kereta Onta Hari Sabtu & Minggu Pk. 10.00-13.00, Tunggang Kuda Hari Sabtu & Minggu Pk 10.00-13.00, Aneka pertunjukan satwa hari Sabtu dan Minggu Pk. 10.00 - 13.00. Bisa juga kita melihat "waktu makan" binatang tertentu yang menarik yakni Buaya setiap Kamis jam 12.00 dan Komodo setiap tanggal 5 dan 20.

gambar susur sungai di area KBS & acara naik gajah

selamat berekreasi...