Berangkat dari Surabaya pukul 8 pagi, perjalanan ke Mojokerto bisa ditempuh kurang lebih 2 jam perjalanan. Jalanan menuju ke kawasan di tempat wisata rata-rata sempit sekali, lebar jalan kira-kira hanya 5 meteran saja, jadi lumayan susah kalau kesasar dan bermanuver.
Patung Budha Tidur, patung ini terletak di Mahavihara Mojokerto, Desa Bejijong. Konon patung yang dicat dengan warna keemasan ini mempunyai panjang 22 meter, lebar 6 meter dan tinggi 4,5 meter. Dibuat tahun 1993 oleh YM Viryanadi Maha Tera.
Kawasan ini luas sekali, saat kami tiba disini ada pertunjukan barongsai, dan beberapa pertunjukan tradisional seperti reog.
patung budha tidur
Candi Bajang Ratu, terletak di dusun Kraton desa Temon dekat dengan candi Tikus. Buat saya Candi ini kecil sekali, lebih mirip dengan gapura menurut saya haha. Pada kaki candi ada beberapa relief yang menggambarkan tentang cerita Sri Tanjung, sebagian lagi menceritakan tentang Ramayana.
Candi Bajang Ratu
Candi Tikus, disebut demikian karena pada waktu ditemukan konon candi ini tempat bersarangnya tikus yang memangsa petani.. weww.. mengerikan!!. Candi ini secara arsitektur merupakan replika dari Mahameru, dimana gunung tersebut adalah tempat para dewa bersemayam. Mahameru sendiri merupakan sumber air kehidupam/Tirta Amerta. Secara mitos, air yang mengalir di Candi Tikus dianggap bersumber dari Gunung Mahameru dan merupakan sumber kehidupan.
Candi Tikus berada di Desa Temon, Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto. Areanya luas sekali, taman-taman di tata begitu rapi, indah dan bersih, salut deh.
Candi Tikus
Candi Kedaton, terletak di dusun kedaton, Desa Sentonorejo, Trowulan, Mojokerto. Candi ini masih dalam proses penggalian sejak tahun 1996 dan sepertinya macet :( entah karena alasan dana atau apa. Para arkeolog sendiri belum bisa memastikan bentuk aslinya nanti seperti apa. Namun konon pada candi ini terdapat lorong rahasia yang menghubungkan kerajaan Majapahit dengan kerajaan lainnya.
Candi Kedaton
Di area ini ada kompleks yang bernama Sumur Upas, yakni suatu bentuk bangunan yang mempunyai lorong rahasia. Lorong ini diberi nama sumur upas(beracun) untuk menakuti musuh agar tidak masuk kesana. Konon lorong ini adalah tempat persembunyian saat musuh menyerang.
Gerabah yang masih tertanam dan sudah diangkat.
gerabah kuno yang berhasil digali, sayang dibiarkan teronggok di peti kayu, tidak terawat :(
sumur yang konon airnya bisa menyembuhkan penyakit
Candi Brahu, terdapat di Desa Bejijong, Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Candi ini merupakan tempat untuk menyimpan abu raja-raja Mojopahit, Brawijaya I, II, III, IV. Setelah dibakar, abunya disimpan di gua candi ini. Candi dibangun dari bata yang direkatkan satu sama lain dengan sistem gosok. Sistem gosok??.
Saat Waisak kemarin, arak-arakan jalan kaki dari Patung Budha Tidur menuju Candi ini untuk menjalankan ritual.
Ada hal spiritual yang menarik saat kami berada disana. Saat itu mendung dan bulan tidak nampak tertutup awan, kemudian serentak semua hening bermeditasi selama kurang lebih 20 menit. Tidak lama mendung hilang dan bulan purnama nongol. Woww... keren, padahal sempat rintik2 juga, bahkan lampu sorot sudah dimatikan dan ditutup pelindung plastik buat jaga-jaga.
Jam sudah menunjukkan pukul tujuh lebih, sebenarnya kami masih penasaran menunggu perayaan puncak yakni menyalakan obor dan lilin yang jumlahnya ratusan tapi kami sudah letih sejak pagi muter-muter.
Saat pulang ternyata area sekitar ritual perayaan Waisak basah kuyup tanda hujan deras. Menakjubkan!!.
Tips : Tempat wisata candi di Mojokerto karcis masuknya sukarela, tidak ada patokan harus bayar berapa. Jadi musti siap-siap uang pecahan kecil.
Ayo galakkan wisata domestik, salam petawisata dari Mojokerto..
3 comments:
KEreeeeen!!! Saya uda lama pengen jelajah sana! ! !
@pyor : nah dirimuuu pas ke Jakarta hahaha...
anyway, nice review Len.
Saya mo ke Mojokerto bsk, smoga ada waktu bisa ke Patung Budha tidur.
Post a Comment