Monday, May 11, 2009

Yogyakarta (3)

Setelah perjalanan saya yang pertama dan kedua ada satu yang tidak berubah dari kota Jogja, yakni lalu lintasnya yang semrawut :p. Lampu merah di terjang, orang belok kanan tapi ambil sisi jalan sebelah kiri udah bukan hal yang aneh. Meskipun hiruk pikuk yg ribet itu bikin puyeng, Jogja tetep sebagai salah satu kota yang ngangenin buat saya. Tahun ini pun akhirnya saya mendatanginya lagi dalam rangka "nyekar" sekaligus liputan disana sini.

Tujuan kali ini ke pemakaman raja-raja Mataram yang letaknya di Kota Gede. Sebelum memasuki kawasan pemakaman, kami melewati jalan yang namanya dalgendu, jalan ini konon dulu ditempati oleh para orang-orang yang tajir. Ada beberapa peninggalan yang kelestariannya masih dijaga sampai sekarang seperti sebuah rumah yang tembok dan lantai dihias dengan duit koin. Sayang kemarin kami engga sempet mampir dan mengabadikan.

Dasar apes, pas kesana kok ya pas jumat legi dan kami datang kepagian, jalan masih bumpet karena di persimpangan jalan menuju pemakaman dipakai buat pasar legi, banyak orang jual-beli burung. Kendaraan udah ga bisa maju, penuh orang lalulalang. Akhirnya kami memutuskan berhenti dan parkir di pinggir jalan depan toko kemudian melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.

Sekarang di jalan dalgendu ini kiri kanan jalan penuh dengan toko yang jual perhiasan dan pernak pernik yang terbuat dari silver (perak)

toko yg jualan hasil pengrajin perak

Anting, kalung, gelang, hiasan dinding, patung2 kecil semua ada disini. Kami sempet mampir sebentar untuk lihat-lihat, wuihhh... harganya ternyata lumayan juga. Tapi ga usah kuatir, harga disini bisa di tawar kok, untuk tips dan triknya saya kurang pinter, keknya itu bagian ibu2 saja :D.

kawasan pemakaman dilihat dari jalan

Di kawasan pemakaman ada tiga (kalo ga salah :p) gerbang. Pertama gerbang utama untuk masuk ke area pemakaman, yang isinya ada pendopo gedhe engga tau untuk apa, Kedua gerbang tempat masuk ke area wisatanya. Ada dua pendopo di kiri kanan jalan dengan simbol bendera kraton Jogja dan Solo, kemudian ada dua bangunan dari kayu di kiri kanan yang digunakan untuk ganti pakaian cowok dan cewek.

1. gerbang masuk area wisata pemakaman, 2. gerbang masuk pemakaman

Kenapa ada ruang ganti pakaian? karena syarat masuk ke pemakaman harus pakai baju tradisional, kalo cewek ya pakai kemben, kalo cowok ya paling jelek pakai sorjan dan jarit, bagi yang engga punya ga usah kuatir, karena disini ada persewaan seharga 10rb per pakaian.

halaman depan

Sebelum masuk ke pemakaman, di sebelah kiri ada gerbang lagi masuk ke area seperti tempat pemandian tapi engga jelas juga, bentuknya seperti kolam renang tapi berundak-undak.

Dahulu memasuki tempat pemakaman selain harus memakai kemben juga diharuskan laku dodok (jalan sambil jongkok) dengan tujuan "penghormatan". Sebagian pengunjung yang tua-tua masih melakukan itu saat memasuki gerbang.

pengunjung yg laku dodok

Di dalam kawasan pemakaman dibagi menjadi dua tempat, yakni indoor dan outdoor halah bahasane... :p. Yang ada di dalem ruangan antara lain seperti makam Pangeran Singasari, Mangkunegara, Kyahi Mangir yang sebagian makamnya ada di dalam ruangan dan sebagian lagi diluar (karena musuh yang akhirnya menjadi menantu), total makam ada 81 buah. Di dalam ruangan dingin banget, mungkin karena semua lantai dan makamnya terbuat dari marmer ya? Makam panjangnya rata-rata 2,5 meter, mungkin emang Raja-raja jaman dulu tinggi gedhe, jadi dibuat panjang atau sengaja dibuat seperti itu untuk menunjukkan kesan "Raja".
Sebagian makam ada yang dibuatkan penutup seperti joglo mini. Ruangan indoor ini semua terbuat dari kayu dan diukir, indah banget kalau dicermati. Sayang kawasan pemakaman ini dilarang mengabadikan melalui kamera, jadi ya terpaksa engga ada hasil yg bisa ditunjukkan.. :(

Dibagian Outdoor ada 546 makam, bentuknya biasa dan tidak istimewa. Yang dimakamkan adalah keturunan dari Raja2 yang ada di area indoor tadi. Kesan mistis masih terasa banget di sini, kadang ada yang datang bawa menyan, ada yang bawa ayam hitam dan disembelih dll, kental banget deh tradisinya.

Bicara soal jogja keknya belum lengkap kalo belum bicara'in tentang gudeg :). Saya punya tempat makan gudeg yang menurut saya rasanya paling sip.

gudeg Yu djum

Nama depotnya Yu Djum, tempatnya ada di jalan Wijilan No. 31 (Selatan Plengkung Wijilan) Yogyakarta, kalau mau telpon bisa hubungi ke 0274. 7873332. Rasanya pas, engga terlalu kering tapi juga engga terlalu basah, manisnya pas, legitnya telur ama daging pas, kreceknya juga sip.. mantab pokoknya. Gudeg ini dijual dalam bentuk nasi kotak atapun terpisah yang biasanya dimasukin kedalam kendil dan dibungkus dengan anyaman klasik.

Salam Wisata dari Jogja ;)...

note : thx to sintul, denis, richo, nowel buat puter2nya, juga buat tante buat nunutan nginep. dan ga lupa supre yg nemenin di perjalanan ;)

2 comments:

dave - cah jogja said...

jalan yg deket kotagede bukan dalgendu, tapi tegal gendu.

sus said...

terimakasih koreksinya :)