Sekejap menjauh dari kota, menghilang dari gedung beton, menikmati hijau dan dinginnya mata air, dan tibalah kami di Jatiluwih.
Jatiluwih adalah satu daerah di Tabanan yang terkenal karena panorama sawahnya yang keren banget. Dikenal juga sebagai daerah lumbung beras. Letaknya sekitar kaki Gunung Batukaru yang banyak dikunjungi masyarakat pada saat upacara keagaamaan. Yaps, di Gunung Batukaru ini terdapat salah satu pura yang terhitung besar.
Dan hari itu kami berangkat dari Denpasar pukul 8.45 pagi. Melewati tengah kota, dan dalam waktu 30 menit sudah tiba di Tabanan. Menyempatkan mampir ke rumah seorang teman untuk menjemput seorang adik kecil *eh kelas 6 SD masih kecil gak yah?* dan lanjut giliran ngepit di rumah untuk mencuri sedikit ransum bekal perjalanan.
Jam 10 pagi kami lanjut berangkat menuju Jatiluwih. Arah perjalanan ke utara sekitar 25 kilometer dari Tabanan. Tidak terlalu jauh kan? Melewati desa Penebel, udara terasa semakin sejuk dengan kanan kirinya sawah dan pohon kelapa.
First stop kami adalah pinggiran sebuah sungai di tengah sawah. Letaknya di pinggir jalan dan saya ingat betul beberapa tahun lalu setiap datang ke Jatiluwih sering nyebur di kali ini. Airnya segerrr banget, dingin seperti air es yang di kulkas. Batu batu di dasar sungai terlihat jelas saking bening airnya. Pengen banget nyemplung, tapi karena sekarang perginya cuma bawa diri aja, terpaksa niat diurungkan sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Sekitar 15 menit disungai, kita berangkat lagi menuju sebuah bendungan. Bendungan Yeh Aya Hulu merupakan bendungan yang digunakan untuk mengatur alur air di daerah Jatiluwih ini. Kita turun ke bawah bendungan, dengan rasa yang nyes nyes gitu, dan lutut juga agak gemeter kalo pake nengok ke bawah.Jatiluwih adalah satu daerah di Tabanan yang terkenal karena panorama sawahnya yang keren banget. Dikenal juga sebagai daerah lumbung beras. Letaknya sekitar kaki Gunung Batukaru yang banyak dikunjungi masyarakat pada saat upacara keagaamaan. Yaps, di Gunung Batukaru ini terdapat salah satu pura yang terhitung besar.
Dan hari itu kami berangkat dari Denpasar pukul 8.45 pagi. Melewati tengah kota, dan dalam waktu 30 menit sudah tiba di Tabanan. Menyempatkan mampir ke rumah seorang teman untuk menjemput seorang adik kecil *eh kelas 6 SD masih kecil gak yah?* dan lanjut giliran ngepit di rumah untuk mencuri sedikit ransum bekal perjalanan.
Jam 10 pagi kami lanjut berangkat menuju Jatiluwih. Arah perjalanan ke utara sekitar 25 kilometer dari Tabanan. Tidak terlalu jauh kan? Melewati desa Penebel, udara terasa semakin sejuk dengan kanan kirinya sawah dan pohon kelapa.
First stop kami adalah pinggiran sebuah sungai di tengah sawah. Letaknya di pinggir jalan dan saya ingat betul beberapa tahun lalu setiap datang ke Jatiluwih sering nyebur di kali ini. Airnya segerrr banget, dingin seperti air es yang di kulkas. Batu batu di dasar sungai terlihat jelas saking bening airnya. Pengen banget nyemplung, tapi karena sekarang perginya cuma bawa diri aja, terpaksa niat diurungkan sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Saat itu air bendungan tidak terlalu tinggi, dan pintu bendungan posisi tertutup. Sempet keluar niat pengen nyoba buka pintu air, tapi takut nanti gak bisa nutup. Ah... niat kan boleh ya? Belom tentu juga dilakuin.
Di bendungan ini kita udah kelaperan dan kita pun buka ransum makan siang. Sate ayam pake lontong. Yummy banget...Gak lupa dessert buah jeruk...
Puas menyalurkan narsis dengan poto poto, kami pindah lagi ke tempat yang lebih jauh, sekitar sekilo dari bendungan. Ketemu sebuah restoran kecil yang punya view asik banget. Tapina kita gak masuk resto itu, cuman nebeng di bale bengongnya aja. Duduk menghadap sawah luas banget dengan latar belakang gunung Batukaru, menghabiskan sisa bekal srikaya sambil baca baca.
Uahhh.....semakin lama kami disini, jadinya makin ngantuk. Apalagi pas banget jamnya tidur siang. Suasana yang sepi, hanya suara angin dan sesekali suara burung sawah. Karena takut bablas ketiduran, akhirnya jam 1.30 siang kita balik lagi ke arah Tabanan.
Diperjalanan, seorang dari kami sempat tertidur diatas motor. Wuehh, tapi untung aja gak pake acara jatoh segala.
Yaps, perjalanan mengusir kebosanan, mengisi hari dengan sedikit tawa. Menyenangkan bukan?
5 comments:
tengkyu postingannya 'vit, saya suka foto yang paling atas, adem banget ngliatnya.... :)
Hi salam kenal.... ^_^
senengnya nemu blog kyk gini, saya link di blogroll ya..
thx
kapan aku bisa ke Bali lagi yah?
mau dong.. :|
hai salam kenal,,,,
saya dari jatiluwih lho,,,
kapan-kapan klo ke jatiluwih lagi,
mampir ke tempat saya ya....
memang keren bos,
Post a Comment