Songa - September 2007
Location: Pekalen river, probolinggo jatim
Kami ber-5 berangkat jumat malam, rencananya sih bermalam di tenda dan berapi unggun. Arah yang dituju ke probolinggo, pokoknya terus2 ae, kalo masuk kota pasuruan ya cari yg menuju probolinggo. Cari rumah makan Rawon Nguling yg besar itu, dari sana kurang lebih 30-45 menit lagi menuju base camp. Lupaaa.....soriii....pokoknya ada 2 jalur, malam itu mba yaya menempuh jalur yg lbh jauh, dia hafalnya gang setelah pabrik apa gitu, belok, trus sampai sana kontak2 an ma org songa yg di surabaya! (loh! canggih to!)
Acara melekan dan api unggun ditunda karena benar udara mayan dingin. Esok hari peserta grup dari bank mana gitu udah ramai senam bersama, kami tinggal sikat gigi dll lalu langsung menuju ke tempat pemberangkatan yang lain (mungkin yang kami pakai medan atas-duh serba ga jelas kan!!!!)
Pk 7.30 kami dengan diangkut truk ternak itu berangkat menuju sungai. Kami harus hiking 15 menitan, dgn medan naik turun. Yg lebih sakti para pembawa boat, mereka melewati medan yg sama. Instruksi dijelaskan ketika kami sudah di atas kapal (mungkin krn kami cuma ber-5, setahu saya ketika kami makan siang , ada rombongan dari bank laen yg dijelaskan sblm diangkut truk ternak). Ada beberapa instruksi yg harus dipatuhi seperti dayung maju, mundur, kiri (maksudnya yg sisi kanan pindah ke kiri, yg di kiri diam aja), boom (ini yg paling asik benernya, maksudnya kita akan melewati jeram, dan smua pesrta duduk masuk di tengah).
Cara duduk kita di pinggiran boat, cara pegang dayung dsb. Dalam 1 boat selain kami ber-5 ada 2 guide, 1 di depan, 1 di belakang yg selaku komando aba2.
Debit air saat itu tidak terlalu kencang, mengingat belum memasuki musim hujan walaupun sudah september! Di beberapa area, pemandangan sangat indah, kami leluasa berfoto (walaupun secara resmi dilarang mebawa foto) karena mungkin ketika kami turun tidak bebarengan dengan grup2 laen.Sebelum dekat dengan finish, ada rest shelter, disediakan pisang rebus dan teh jahe.Pada finishing ada jeram yg ditutup, tidak dapat dilewati, karena boat2 pasti terbalik, dalam jangka panjang mereka berencana 'menjinakkan' jeram itu dengan entah memecah batu atau anything else.
FOTO FOTO http://y3nnyw3n.multiply.com/photos/album/24/rafting_on_sept_07
Songa-Desember 2007
Kali ini dari rawong nguling kami menggunakan jalur yg lebih pendek utk sampai ke songa medan atas. Hampir saja kami dilarang turun karena cuaca mendung dan diperkirakan hujan. Tapi kami diijinkan turun, cuma ber-3 dari kami dengan 2 guide. Memang di tengah perjalanan sempat gerimis, tapi toh seperti biasa kami bisa leluasa bermain2 dan mengambil foto. Debit air memang lebih deras, tapi bagi saya tidak terlalu seru karena saya masih ingat medannya:(Dan konyolnya saya sempat terlempar dari boat. Penyebabnya diketahui setelah sesampai di surabaya, kenapa ya? Ternyata skenarionya....pada waktu jeram engga bole noleh ke belakang. Waktu itu saya iseng pengin liat guide di belakang mo ngerjain apa lagi, krn terkadang mereka ngerjain seperti ditrabrakin batu lah, di balik kapalnya lah..:D hehehe...mau nya bikin jatuh mba yaya yg di depan tp saya yg di samping kiri mba yaya malah yg terjatuh.

Regulo - Maret 2008 - Jumat agung
Berangkat ber 22, untuk memenuhi kuota sehingga dr harga 165 jadi 135. Tapi karena cuaca tak mendukung dan kurangnya manajemen waktu yang ketat, ketika kami sampai di base camp regulo pukul 2, hujan lebat menyambut. Sebelum hujan debit air sudah 70, ketika hujan, kayak melihat banjir bandang di sana.Karena bbrp teman harus kerja sabtunya, tersisa lah 9 dari kami.
Kami memang cuma medan bawah, tapi debit air yg 70 itu sudah cukup membuat segala sesuatu seru, baik jeram2nya, maupun lebar sungai.Hanya saja.....karena ada romgongan dr noars yang dialihkan dari medan atas ke bawah, jadi........teknisnya setelah jalan 1 per satu , sebelum jeram yang dianggap berbahaya, kami parkir dengan manis satu persatu, menunggu rescuer boat dr regulo n noars lewat n memasang safety tools, spt tali lah , ato ada yg jaga di titik tertentu.

Welll,,,bosan n capek menunggu nya:(Ada 2 jeram yang kami semua harus lewat jalan darat, cuma kapal kosong yag boleh lewat, krn akan terbalik (dengar dr cerita teman yg sblmnya rafting di sana, rescuer boat nya aja terbalik, boat tmnny jg terbalik ampe ada yg berdarah2).Di rest area, disediakan kelapa muda dan jemblem mungil. Jembatan disediakan utk yang terjun bebas, uji nyali. Wala medannya memang tidak sepanjang songa atas, layak dicoba.
Ditulis oleh : Yenny (Pyor) Wen
Location: Pekalen river, probolinggo jatim
Kami ber-5 berangkat jumat malam, rencananya sih bermalam di tenda dan berapi unggun. Arah yang dituju ke probolinggo, pokoknya terus2 ae, kalo masuk kota pasuruan ya cari yg menuju probolinggo. Cari rumah makan Rawon Nguling yg besar itu, dari sana kurang lebih 30-45 menit lagi menuju base camp. Lupaaa.....soriii....pokoknya ada 2 jalur, malam itu mba yaya menempuh jalur yg lbh jauh, dia hafalnya gang setelah pabrik apa gitu, belok, trus sampai sana kontak2 an ma org songa yg di surabaya! (loh! canggih to!)
Acara melekan dan api unggun ditunda karena benar udara mayan dingin. Esok hari peserta grup dari bank mana gitu udah ramai senam bersama, kami tinggal sikat gigi dll lalu langsung menuju ke tempat pemberangkatan yang lain (mungkin yang kami pakai medan atas-duh serba ga jelas kan!!!!)
Pk 7.30 kami dengan diangkut truk ternak itu berangkat menuju sungai. Kami harus hiking 15 menitan, dgn medan naik turun. Yg lebih sakti para pembawa boat, mereka melewati medan yg sama. Instruksi dijelaskan ketika kami sudah di atas kapal (mungkin krn kami cuma ber-5, setahu saya ketika kami makan siang , ada rombongan dari bank laen yg dijelaskan sblm diangkut truk ternak). Ada beberapa instruksi yg harus dipatuhi seperti dayung maju, mundur, kiri (maksudnya yg sisi kanan pindah ke kiri, yg di kiri diam aja), boom (ini yg paling asik benernya, maksudnya kita akan melewati jeram, dan smua pesrta duduk masuk di tengah).
Cara duduk kita di pinggiran boat, cara pegang dayung dsb. Dalam 1 boat selain kami ber-5 ada 2 guide, 1 di depan, 1 di belakang yg selaku komando aba2.
Debit air saat itu tidak terlalu kencang, mengingat belum memasuki musim hujan walaupun sudah september! Di beberapa area, pemandangan sangat indah, kami leluasa berfoto (walaupun secara resmi dilarang mebawa foto) karena mungkin ketika kami turun tidak bebarengan dengan grup2 laen.Sebelum dekat dengan finish, ada rest shelter, disediakan pisang rebus dan teh jahe.Pada finishing ada jeram yg ditutup, tidak dapat dilewati, karena boat2 pasti terbalik, dalam jangka panjang mereka berencana 'menjinakkan' jeram itu dengan entah memecah batu atau anything else.
FOTO FOTO http://y3nnyw3n.multiply.com/photos/album/24/rafting_on_sept_07
Songa-Desember 2007
Kali ini dari rawong nguling kami menggunakan jalur yg lebih pendek utk sampai ke songa medan atas. Hampir saja kami dilarang turun karena cuaca mendung dan diperkirakan hujan. Tapi kami diijinkan turun, cuma ber-3 dari kami dengan 2 guide. Memang di tengah perjalanan sempat gerimis, tapi toh seperti biasa kami bisa leluasa bermain2 dan mengambil foto. Debit air memang lebih deras, tapi bagi saya tidak terlalu seru karena saya masih ingat medannya:(Dan konyolnya saya sempat terlempar dari boat. Penyebabnya diketahui setelah sesampai di surabaya, kenapa ya? Ternyata skenarionya....pada waktu jeram engga bole noleh ke belakang. Waktu itu saya iseng pengin liat guide di belakang mo ngerjain apa lagi, krn terkadang mereka ngerjain seperti ditrabrakin batu lah, di balik kapalnya lah..:D hehehe...mau nya bikin jatuh mba yaya yg di depan tp saya yg di samping kiri mba yaya malah yg terjatuh.
Regulo - Maret 2008 - Jumat agung
Berangkat ber 22, untuk memenuhi kuota sehingga dr harga 165 jadi 135. Tapi karena cuaca tak mendukung dan kurangnya manajemen waktu yang ketat, ketika kami sampai di base camp regulo pukul 2, hujan lebat menyambut. Sebelum hujan debit air sudah 70, ketika hujan, kayak melihat banjir bandang di sana.Karena bbrp teman harus kerja sabtunya, tersisa lah 9 dari kami.
Kami memang cuma medan bawah, tapi debit air yg 70 itu sudah cukup membuat segala sesuatu seru, baik jeram2nya, maupun lebar sungai.Hanya saja.....karena ada romgongan dr noars yang dialihkan dari medan atas ke bawah, jadi........teknisnya setelah jalan 1 per satu , sebelum jeram yang dianggap berbahaya, kami parkir dengan manis satu persatu, menunggu rescuer boat dr regulo n noars lewat n memasang safety tools, spt tali lah , ato ada yg jaga di titik tertentu.
Welll,,,bosan n capek menunggu nya:(Ada 2 jeram yang kami semua harus lewat jalan darat, cuma kapal kosong yag boleh lewat, krn akan terbalik (dengar dr cerita teman yg sblmnya rafting di sana, rescuer boat nya aja terbalik, boat tmnny jg terbalik ampe ada yg berdarah2).Di rest area, disediakan kelapa muda dan jemblem mungil. Jembatan disediakan utk yang terjun bebas, uji nyali. Wala medannya memang tidak sepanjang songa atas, layak dicoba.
Ditulis oleh : Yenny (Pyor) Wen
Di dek ketiga terdapat ruang kemudi dan juga kantin yang di mejanya jg terdapat papan catur, ular tangga atau halma untuk dimainkan penumpang. Di dek ini pula ada sebuah sudut "tempat berkumpul darurat" dengan lukisan dinding yang menarik pula. Jadi kalau diandai2kan kapal ini mirip2 kapal pesiar ekonomis kali ya? :) Penyeberangan memakan waktu 24 menit (ini informasi dari nahkoda kapal di ruang kemudi yang kita ajak berbincang) tidak termasuk waktu tunggu masuknya mobil ke kapal dan waktu sandar.
Setiba di Kamal, Madura kita langsung lurus menuju arah Bangkalan yang bisa kita capai dalam waktu 15- 20 menit. Kami memutuskan untuk lanjut dulu ke Sampang yang kami tempuh dalam waktu 1 jam 15 menit-an. Sampang pun kemudian kami lalui dan kami lanjutkan menuju Pamekasan dengan waktu 1 jam dalam guyuran hujan. Kami membuktikan ternyata orang madura suka membantu serta baik2 dan ini telah memperlancar perjalanan kami.
Di sebelah kami duduk sekeluarga orang Pamekasan yang kemudian kami ajak ngobrol pula sekilas kota ini dan menyarankan kami mencoba nasi gule. Maka tak lama kami berjalan kaki menuju tenda nasi gule,tapi kami tak berhasil mencobanya karena sudah habis.
Kesepian yang menyelimuti kami berdua dan 4 turis lainnya pecah oleh kedatangan sekelompok anak2 muda dari Talang (1/2 jam dari Pamekasan). Mereka ber-10 menghidupkan suasana dengan bernyanyi seru dengan gitar, dan membakar potongan2 ayam mentah yang mereka bawa. Suasana menjadi semacam suasana kemping dan kami mulai mengajak mereka ngobrol, bertukar cerita, dan mrk juga memberikan petunjuk2 seputar perjalanan kami.
Sumenep kami capai dalam waktu 1 jam 30 menit lalu kami segera mencari hotel yang terkenal disana :
Day 2
1 jam kemudian kami tiba di Slopeng setelah melewati sawah2 yang subur menghijau dengan petani2 yang baik hati dan ramah. Sampai di lokasi kami di tarik Rp 5.000,- sebagai biaya masuk. Ada beberapa gazebo2 kecil untuk berteduh, dan banyak nyiur di tepi pantai yang sedang surut. Keadaan tempat wisata ini bisa dibilang cukup bersih dan terawat. Memuaskan diri untuk bermain dan menikmati pantai itu sebentar lalu kami melanjutkan perjalanan ke Lombang.
1 jam perjalanan kami tempuh dengan kecepatan 10-20 km /jam di desa ini, terlihat sekali sepertinya jarang atau bahkan langka sebuah mobil bukan truk melewati jalan ini,bahkan mata sang sapi pembajak(banyak banget disana) juga mengawasi mobil kami dari kemunculan kami sampai menghilang di ujung mata mereka(lucu banget deh sapi2 itu).Sempat juga kami harus merepotkan sang petani untuk menggiring para sapi untuk keluar jalan demi membiarkan kami lewat dulu.Selepas desa ini, kami masih dihadang jalan aspal yang buruk sebelum akhirnya kami bertemu dengan jalanan aspal yang bagus dan normal. Kami menghabiskan 1/2 jam lagi setelah keluar dari jalan tanah jelek tersebut sampai akhirnya kami tiba di Lombang. 

Soto Sabreng tuh berisi babat, usus, singkong, lontong,kemudian di siram saus ulekan kacang, petis ikan dan cabai kalo mau dan selanjutnya di siram kuah soto. Hehe nga parah2 kok rasanya, enak juga. Kami merogoh kantong sebesar Rp 13.500,- untuk 2 porsi soto dan 2 gelas teh.Seneng deh makan kenyang trus dengan harga murah :pSetelah kembali kami mendengarkan bbrp petunjuk dari pemilik depot kami membeli beberapa camilan khas sumenep yang kebanyakan berupa hasil laut yang dikemas sebagai oleh2 khas daerah ini tak jauh dari depot itu.
Selesai berkeliling, kami memberikan sedikit tips sekedarnya untuk sang pemandu. Sempat dia menyarankan kita untuk tidak ke Kalianget (15 menit dari sana) dimana ada Ladang Garam yang menarik untuk dilihat, tapi tidak pada musim hujan. Pada bulan2 musim penghujan, tambak belum di gunakan dan hanya merupakan tambak tanah biasa dengan ikan2. 

Mohon maaf karena 1 dan lain hal sang naga2 di dalam perut mengacau, jadi langsung santap sampe lupa ambil foto nya.hehehe