Cihuiiiii.......
Jam 8 pagi menunggu di lobby sebuah hotel di Kuta, dan ternyata pada telat juga si para peserta. Setelah komplit, dan tidak ada peserta yang tertinggal kita berangkat ke arah selatan bali. Stop pertama sebagai warming up hari ini adalah pantai dream land yang terletak di daerah Pecatu, Kuta Selatan.
Cuaca dalam perjalanan agak tidak bersahabat, mendung tebal dan sempat turun titik titik hujan. Sempat muncul khawatir kalau di pantai hujan lebat, bisa bisa acara yang udah tersusun berantakan. Tapi kami masi beruntung, perjalanan 30 menit dari Kuta ke Dream Land disambut dengan langit yang mulai membiru.
Memasuki daerah Pecatu Graha, mendekati parkir kita diharuskan membayar admission untuk kendaraan 5000 rupiah (gak pake ticket). Di sekitar parkir memang pemandangan terlihat masih sangat gersang. Bukit karang masih dapat terlihat, tapi mungkin beberapa tahun lagi pastinya situasi sudah sangat berbeda karena di daerah ini sedang dikerjakan satu proyek golf 17hole.
Dream land merupakan salah satu pantai yang sangat terkenal dikalangan surfers. Dan lokasi pantai inipun awalnya ditemukan oleh orang asing. Tau MLTR kan? salah satu video klip mereka pernah dibuat di tempat ini.

Untuk dapat menginjak pasir pantai dream land, kita harus menuruni anak tangga yang lumayan tinggi. Di pinggir pantai banyak terdapat cafe cafe sekaligus penginapan yang biasanya disewa oleh para surfers. Suasana pantai tidak seramai pantai Kuta, entah apakah karena masi pagi. Lazy chair dan payung yang banyak terpasang pun masih terlihat kosong. Kita bisa lihat beberapa surfers bermain dengan ombak, orang berlari pagi dengan anjingnya dan terntunya kami yang bermain beberapa game di pinggir pantai.
Sekitar satu setengah jam berada di pantai, saatnya untuk meneruskan perjalanan untuk acara selanjutnya ke desa Bongkasa, mengarah ke utara dari Denpasar.
Di markas organizer team building ini, di tengah sawah kami menikmati menu makan siang.
Pumpkin soup yang lumayan enak, seenak jika dibuat 'jaja waluh' ( kue labu? ) dan main course nasi, sayur urap dan sate lilit. Yummy!
Setelah makan siang, beberapa classic car sudah menunggu kami. Mobil mobil keluaran tahun 1930an yang sudah dimodifikasi sedemikian terlihat cantik sekali.
Okay, saatnya on road! Ada 6 mobil yang beriringan menyusuri desa desa. Untuk beberapa orang yang selama ini hanya tinggal di besarnya Jakarta, perjalanan ini sangat berkesan karena melewati jalan kecil desa dengan udaranya yang masih segar.


Beberapa game untuk meningkatkan rasa kerjasama dan solidaritas dimainkan disini. Dari lokasi banyan tree ini, sebagian melanjutkan perjalanan dengan menggunakan sepeda menyusuri desa, dan sebagian dari kami mengendarai mobil. Awalnya saya ingin mengendarai sepeda, tapi mengingat posisi saya sebagai penyusup di group ini jadinya saya harus terima jika saya tidak kebagian sepeda. Huhuhuhu....
Dan kamipun berpisah mengambil jalur masing masing. Mereka yang naik sepeda ditemani oleh guide, dan kami yang ada di mobil pun bersenang senang dengan mobil kami.

Sangeh, tempat pertemuan kembali seluruh group. Saya sempat test drive dengan Marvia, mobil yang berwarna merah disini. Saya sudah membuat rekan saya di jok belakang tegang saat saya menginjak gas dan mengendarainya sebanyak 2 laps. Tenang, saya tidak akan menabrakkan mobil ini, karena saya dan kamu masih muda. Huehue...
Di sangeh kita bisa bertemu dengan teman teman lama, para monyet. Tempat ini tidak terlalu ramai dikunjungi turis jika dibandingkan monkey forest di daerah ubud ataupun alas kedaton di Tabanan.

Jika ingin berfoto dengan monyet, akan dibantu oleh local guide sekaligus merangkap fotografer. Guide akan memberikan makanan kepada monyet sehingga monyet mendekat dengan kita. Tinggal pilih, mau foto dengan monyet di pangkuan atokah monyet yang nangkring di atas kepala, semua bisa diatur. Dan kita akan dapat satu lembar foto polaroid yang ditebus seharga 20 rebu.
Mau pakai kamera sendiri? boleh saja, asal tetep ambil satu polaroid dari guide local yang sudah bantuin berpose dengan monyet. *wink*
Sekitar jam 4 sore, kami tiba kembali di markas. Kali ini saya memilih perjalanan diatas sebuah truk. Seneng seneng saja awalnya, tapi ketika turun barulah mulai rasa sakit kepala karena masuk angin. Huhuhu... manja yak!
Tapi itu semua harus dicuekin, karena susunan acara belum selesai semuanya.
Jam 6 sore, kami bersiap untuk dinner di Jimbaran. Hihihi, tanpa berganti baju, hanya dengan mandi kambing dan dandan sedikit kami meluncur untuk menikmati seafood di pantai Kedonganan.
Hari yang melelahkan dan sangat menyenangkan.
thanks for the trip,
ps. mengingat ini adalah salah satu trip gratisan buat saya, jadinya angka angka yang menyangkut biaya tidak lengkap karena saya tak terlalu peduli. hehehe... sorry yah!