Friday, September 09, 2011

One Day Trip to Madura

Perjalanan ini kami lakukan pada saat Lebaran September 2010 tahun lalu. Rute dari perjalanan ini adalah Denpasar - Malang – Blitar – Kediri – Madiun – Gresik – Madura – Malang dan berakhir di Bali Lagi karena kami memang tinggal di Bali. Selama perjalanan kami menemui hal-hal menarik tetapi kami hanya akan membahas perjalanan kami ke Madura saja.  Kami telah menyiapkan perjalanan ini dengan mengumpulkan informasi mengenai tempat wisata di Blitar, Kediri, Nganjuk, Trenggalek dan Madura di www.jawatimur.com.

Sebenarnya perjalanan ke Madura akan kami lakukan pada hari pertama tetapi karena satu dan lain hal maka akhirnya kami lakukan pada hari terakhir. Rencana awalnya adalah sehari sebelum Lebaran kami berangkat ke Madura dan menginap di Pamekasan. Setelah sholat Ied kami melanjutkan perjalanan ke Sumenep dan dari Sumenep kami melanjutkan perjalanan ke Bangkalan kemudian lanjut ke Madiun sambil mengunjungi tempat wisata.
Ada 4 Kabupaten di Madura yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Perjalanan kami ke Madura dimulai dari Gresik pada tanggal 14 September 2010. Jarak antar kabupaten adalah Bangkalan – Sampang 56km, Sampang – Pamekasan 31km, Pamekasan – Sumenep 64km. Kami meninggalkan Gresik pada pukul 08:30 pagi setelah bersilaturahmi di keluarga kami. Cuaca sangat cerah dan jalan dari Gresik ke Surabaya masih lengang karena masih suasana Lebaran. Untuk mengetahui situasi jalan di Madura kami mendengarkan program Kelana Kota di radio Suara Surabaya gelombang 100.00 FM. Kami mendapatkan berita bahwa terjadi kemacetan di pasar sebelum Blega tetepi kami berpikir bahwa kemacetan akan berakhir sesampainya kami di sana. 
Kami sampai di Bangkalan pada pukul 09:30 dan langsung melanjutkan perjalanan menuju Sumenep Kabupaten paling ujung timur Madura.  Jalan utama yang kami lalui lumayan halus bahkan kami sempat memacu kendaraan sampai kecepatan 90 Km/jam tetapi yang membuat kami heran adalah jalan aspal yang berwarna putih. Kami baru tahu bahwa warna putih tersebut dikarenakan campuran batu untuk mengaspal adalah batu kapur. Sepanjang perjalanan di sisi kanan jalan dari Bangkalan ke Pamekasan terdapat Asmaulhusnah yaitu 99 asma Allah.

Sebelum memasuki Kecamatan Blega ternyata kemacetan tersebut kami alami juga yaitu adanya pasar tumpah. Kami harus mengantri kurang lebih 30 menit karena kemacetan tersebut.  Setelah melewati kemacetan kami memacu kendaraan kami lagi dan suasana cukup lengang. Yang perlu di waspadai adalah jalanan yang berlubang dan tidak adanya SPBU antara Bangkalan sampai Sampang. Ciri khas dari pasar yang ada di Madura adalah semua pasar tersebut mepet ke jalan raya sehingga pada hari biasa akan menimbulkan kemacetan juga. 

Kami memasuki kota Sampang menjelang tengah hari dan kami hanya lewat di jalan utamanya saja karena tujuan kami di Sampang adalah Pantai Camplong. Sebelum memasuki pantai Camplong kami berhenti sejenak di SPBU untuk ke kamar kecil. Pada saat kami masuk ke mobil Bapak saya mencium bau busuk yang sangat menyengat dan kami tidak mengetahui bau apa itu. Sesampainya di Pantai Camplong kami mendapatkan pemandangan pantai yang indah. Sepanjang pantai para nelayan menambatkan perahunya yang beraneka warna membuat pantai Camplong semakin hidup. Di pantai ini tidak seperti pantai yang landai tetapi sangat curam. Beberapa keramba juga dibangun di sepanjang Pantai Camplong sehingga memberikan kesan unik. 
Puas melihat pemadangan Pantai Camplong kami melanjutkan perjalanan ke Pamekasan dan kami sampai di sana sekitar pukul 12:30. Kami langsung mencari tempat makan siang dan pilihan kami adalah Bebek Goreng Pandan Wangi di Jl. Trunojoyo 86 Pamekasan. Kami penasaran dengan bebek goreng khas Madura karena sepanjang jalan dari Bangkalan banyak warung-warung yang menjual Bebek Goreng. Kami berpikir mungkin ini sama dengan di Lombok dimana banyak warung-warung yang menjual Ayam Taliwang. Di restoran kami bertemu dengan Pak Henry yang kebetulan sesama pembeli di restoran tersebut. Beliau menjelaskan adat istiadat Madura sampai lokasi wisata di Sumenep. Beliau bilang bahwa orang Madura tidak seperti yang digambarkan kebanyakan orang yaitu keras tetapi sebenarnya mereka itu sopan, halus dan suka menolong. Kami lega dan senang dengan penjelasan tersebut. Kami memesan bebek goreng untuk makan siang kami dan ternyata yang unik adalah sambalnya yaitu rajangan mangga muda dicampur dengan sambal. Pedas memang tetapi karena rasanya yang segar kami akhirnya menghabiskan sambalnya. Ini mengingatkan sambal yang sama saat kami berada di Makasar yaitu rajangan mangga muda. Yang mengejutkan adalah anak kami yang pertama Riza sampai dia menambah porsinya. Hal yang sangat jarang terjadi karena dia susah sekali makan  . Setelah kami makan siang kami melanjutkan perjalanan menuju Sumenep setelah kami berputar-putar di kota Pamekasan. 

Mendekati kota Sumenep banyak di jumpai penjual Siwalan dan Legen dimana kami sempat membeli buah Siwalan tersebut. Memasuki kota Sumenep waktu sudah menunjukkan pukul 14:30 dan kami memutuskan langsung menuju ke Kraton Sumenep. Kami bertanya kepada orang di pinggir jalan arah ke Kraton dan ternyata benar penjelasan Pak Henry. Begitu kami memarkir kendaraan dan mendekati orang tersebut mereka sudah berdiri dan bahkan menghampiri sambil bertanya “Mau kemana?” Mereka menjelaskan dengan dengan jelas dan sempat mengajak ngobrol. Memang benar mereka jauh dari kesan kaku tetapi ramah, sopan dan suka membantu. 
Sesampainya di Kraton kami membeli tiket masuk dan pertama kami masuk kraton melalui museum. Kami diantarkan oleh guide dari kraton mengelilingi lokasi kraton. Puas mengelilingi kraton kami melanjutkan perjalanan ke Asta Tinggi yaitu makam raja-raja Sumenep. Makam tersebut berada di dataran tinggi sehingga apabila kita berdiri membelakangi Asta Tinggi kita melihat kota Sumenep dan pemandangan laut dari ketinggian. Makam tersebut dibagi menjadi 2 bagian yaitu makam untuk sesepuh dan makam untuk keturunan generasi berikutnya. 

Setelah dari Asta Tinggi perjalanan kami lanjutkan ke Masjid Agung yang konon masjid tersebut dibangun pada tahun 1700an. Ornamen masjid tersebut nampak unik pada pintu gerbang luar yang berbentuk seperti benteng. Kami melakukan sholat di bagian dalam masjid walaupun bisa dilakukan diluar. Ornamen di bagian dalam tidak kalah menariknya dengan adanya kaligrafi, bentuk jendela masjid yang sangat besar, tiang yang besar dan adanya pedang yang di tempatkan di atas mimbar.

Selesai sholat kami langsung menuju Kali Anget yaitu pelabuhan paling ujung di Kabupaten Sumenep. Selama perjalanan kami melintasi perumahan karyawan PT Garam Persero yang dicat warna orange. Pemandangan ini sangat mencolok dan yang lebih menarik adalah pabrik/gudang dari PT Garam tersebut juga dicat warna yang sama. Kami hanya mengambil beberapa foto di sana dan menurut informasi bahwa jadwal kapal fery dari Kali Anget menuju Pelabuhan Jangkar hanya berangkat  jam 20:00 dan sampai di sana pukul 24:00. Sedangkan dari Pelabuhan Jangkar akan berangkat pukul 12:00 dan sampai di Kali Anget pukul 16:00.
Kami meninggalkan Kali Anget pukul 17:00 menuju Surabaya untuk melanjutkan perjalanan ke Malang. Kami kehilangan arah ketika memasuki kota Sumenep dan lagi-lagi kami mendapat bantuan dari pemuda yang kami tanyai di trafic light. Dia bahkan mengantarkan kami sampai di jalan menuju ke luar kota. Sekali lagi benar apa yang dikatakan Pak Henri. Jalan utama menuju Pamekasan sangat lengang setelah pukul 17:00 tidak seperti tadi siang. Kami bahkan mampu memacu kendaraan sampai 110 km/jam.

Sesampainya di Pamekasan kami mampir di obyek wisata Api Yang Tak Kunjung Padam. Kami sempat terlewat saat melewati jalan masuk ke obyek tersebut dikarenakan tidak adanya tanda yang jelas dari arah Sumenep tetapi ada penunjuk arah yang jelas apabila dari Bangkalan. Jalan menuju obyek tersebut sangat gelap dan sepi ditambah lagi jalannya rusak. Kami sempat kawatir dan berpikir kalo tempatnya sepi kami akan melihat api tersebut dari dalam mobil dan berputar mengelilingi api tersebut. Sesampainya di lokasi dugaan kami meleset ternyata ramainya seperti pasar malam. Banyak pengunjung, pedagang dan penduduk setempat berada disekitar lokasi api. Kami sangat terheran dan meyakini bahwa ini adalah salah satu dari kebesaran Allah karena api muncul di mana-mana dari dalam tanah. Walaupun sudah dipagari api tetap muncul di celah-celah pagar yang retak. Banyak pengunjung yang membakar jagung, membakar daging ayam bahkan ada yang membawa panci untuk merebus telur, jagung atau membuat mie. Kami tertarik untuk ikut membakar jagung dan kami membeli 6 buah dengan harga Rp. 5.000 di penjual jagung yang banyak terdapat di sekitar lokasi. Kurang dari 5 menit ke enam jagung kami matang karena besarnya api. 
Setelah menghabiskan semua jagung kami berangkat menuju Surabaya dan melewati Jembatan Suramadu. Kami sempat mencuri-curi kesempatan untuk berfoto dengan background jembatan di malam hari. Jembatan tersebut sangat indah di malam hari karena dihiasi lampu yang berwarna warni yang selalu berubah-ubah warnanya. Jalanan cukup lengang dan kami memacu kendaraan sampai 130 Km/jam.
Setelah sampai di Surabaya kira-kira pukul 22:30 kami makan malam di daerah pasar Keputran dan sholat di masjid Al Iklas. Setelah selesai sholat kami baru mengetahui ternyata bau busuk seperti belerang yang kami cium waktu di Madura tadi siang berasal dari aki mobil kami yang konsleting. Hal ini mengakibatkan air aki menjadi mendidih dan badan aki sangat panas sekali. Setelah kami cek ke bengkel siaga kami disarankan untuk berjalan pelan-pelan dan mengganti aki. Sayangnya mereka tidak memiliki stok aki.  Akhirnya kami tetap mengendarai mobil kami sampai ke Malang dengan kecepatan rata-rata 60 Km/Jam dan akhirnya kita sampaidi Malang pukul 02:30 pagi. 

Walaupun melelahkan perjalanan singkat kami ke Madura sangatlah berkesan. Hal ini disebabkan karena alamnya yang indah dan keramahan penduduknya. Suatu saat kami akan kembali mengunjungi pulau tersebut karena masih banyak obyek wisata di Madura yang belum kami singgahi. Terima kasih Madura.............

Diposting oleh Yoga

Sunday, July 17, 2011

Batu Secret Zoo (Jawa Timur Park 2)

Menyambut liburan sekolah yang hampir habis, saya menyempatkan diri bareng ponakan-ponakan untuk jalan-jalan. Tujuan kali ini adalah Jatim Park 2 yang terletak di daerah Batu-Malang. Jatim Park??... bayangan dikepala saya langsung teringat dengan Jatim Park 1, yang isinya wahana-wahana permainan edukasi nan luas. Lalu apa bedanya dengan yang ke-2 ini??.
Jawa Timur Park 2 atau Jatim Park 2 ternyata adalah kebun binatang modern yang dinamakan dengan Batu Secret Zoo. Kenapa disebut modern??.. yukk disimak cerita singkat perjalanan saya bareng ponakan-ponakan yang tak kenal lelah ini...
Untuk masuk Batu Secret Zoo kami harus membeli tiket yang berupa gelang yang di kalungkan di tangan kita. Harga tiket Rp. 50.000,- untuk satu orang. Mahall?? awalnya saya berpikir begitu..
Setelah melewati pintu masuk kami disuguhi dengan burung jalak Afrika yang warna bulunya aduhai. Dilanjutkan dengan Tikus raksasa yang besarnya separuh dari besar CPU komputer dikamar saya woowwww... sekaligus hiiiiiyyyyyeeekk..
Kemudian kami memasuki kawasan monyet. Ada berbagai macam monyet yang jenisnya tidak pernah saya jumpai di kebun binatang manapun. Yang saya suka adalah kandang monyetnya bersih, tempat untuk jalannya juga bersih dan binatangnya tampak sangat sangat terawat dengan baik!!
Selain papan petunjuk nama jenis Hewan didalam kandang, ada beberapa juga yang memberi informasi penjelasan singkat tentang hewan tersebut. Misalnya di gambar atas kiri menjelaskan tentang kebiasaan hidup Kangaroo di habitat aslinya.
Setelah melalui beberapa kandang binatang, diujung jalan ada papan tebak2an kecil untuk anak2. Misalnya seperti foto diatas sebelah kanan. Kalau bingung dengan jawabannya, bisa dilihat dibalik gambar, Edukatif sekali bukan?? ponakan2 jadinya engga cuma melihat hewan, tapi juga bisa belajar.
Yang saya suka dari Batu Secret Zoo adalah, jalan dari pintu masuk ke pintu keluar hanya satu jalur. Jadi kita cuma tinggal ngikutin tanda petunjuk belok kiri ato kanan nanti otomatis kita memasuki wahana per wahana sampai tuntas.
Gambar diatas kiri adalah kandang singa yang bagian samping dan atas terbuat dari kaca, dan saat itu kami berdiri diatas kandang. Aihh.. engga bisa bayangin kalau pecah dan jatuh kebawah ya :p. Tapi tentunya itu sudah diperhungkan dengan baik bukan? :). Foto atas sebelah kanan adalah wahana reptil. Bunglon, berbagai macam ular ada disana lengkap. Woww.. lagi2 saya berdecak kagum. Bersih dan rapi!!.
Setelah muter-muter dua jam kamipun melepas lelah di resto untuk makan siang. Mbak Sate kelinci sama es teh ya!!... nyammm...
Kenyang??.. bangettt!!... lho mana ponakan2 kok menghilang?? aihhh.. ternyata mereka sudah berhamburan ke wahana permainan yang terletak bersebelahan dengan resto. Ya, disana ada wahana permainan untuk anak2. Foto sebelah kiri adalah kandang kuda yang dikelilingi oleh permainan naik kuda. Foto sebelah kanan adalah wahana pemainan air yang luassss banget.
Bayar brapa kalau mau bermain??. Nooo.. semua gratis asal bisa menunjukkan gelang tiket masuk.
Selain area outdoor ada pula area indoornya. Misalnya seperti foto diatas, kandang Zebra dan Macan putih yang terbuat dari kaca. Sekali lagi, bersih dan terawat dengan baik.
Sebenarnya masih banyak sekali kawasan hewan yang pengaturannya membuat saya tercengang. Tapi kalau saya ceritakan semua disini malah engga seru, lebih baik datang aja sendiri untuk lihat ya hehe..
Setelah jalan berjam-jam akhirnya selesai juga... kami memasuki pintu keluar. Fiuhhh lega deh.... eittsss.. ternyata belum!!!. Masih ada satu tempat lagi yaitu Museum!!. Museum yang sangat besar dengan pilar-pilarnya yang megah.
Di dalam museum bisa melihat berbagai hewan yang diawetkan, dikemas dalam bentuk diorama yang sangat indah. Juga ada koleksi kupu-kupu, serangga yang dikeringkan. Ada juga fosil binatang purba dll. Wooww... lagi2 saya kagum untuk kesekian kalinya seperti orang ndeso.. hahaha..

Tak terasa sudah jam 6 sore, pengumuman agar pengunjung meninggalkan lokasi sudah berkumandang. Kami harus segera angkat kaki. Ponakan-ponakan tampak masih berlarian sana sini bersemangat... haihhh anak2 ini kuat sekali, padal kaki saya sudah gempor muter-muter lima jam lebih. Ampuunnn..

Yahh, itu liputan singkat perjalanan di Batu Secret Zoo. Jika anda mendatangi tempat itu pesan saya adalah jagalah kebersihan. Salam petawisata dari kota Batu... ayo galakkan wisata domestik.. ;)

Tips :
1. Untuk yang engga kuat jalan (manula) disediakan juga mobil listrik kecil (muat untuk 1 atau 2 orang) yang disewakan Rp. 100.000,- per 3 jam.
2. Bawa payung, jaga2 kalau hujan
3. di Batu Secret Zoo juga ada Hotel yang ok punya. Pendatang jauh bisa memanfaatkan fasilitas ini.

4. Datang sepagi mungkin karena tempat ini luuaasss banget dan perlu waktu lama untuk jalan dari pintu masuk ke keluar.

Saturday, June 11, 2011

sehari di mojokerto

Liburan waisak yang jatuh tanggal 17 Mei 2011 kemarin saya dapat tawaran dari teman untuk jalan-jalan ke Mojokerto. Acaranya kunjungan ke candi-candi, napak tilas peninggalan Majapahit. Tentu saja saya tidak bisa menolaknya :p.
Berangkat dari Surabaya pukul 8 pagi, perjalanan ke Mojokerto bisa ditempuh kurang lebih 2 jam perjalanan. Jalanan menuju ke kawasan di tempat wisata rata-rata sempit sekali, lebar jalan kira-kira hanya 5 meteran saja, jadi lumayan susah kalau kesasar dan bermanuver.

Patung Budha Tidur, patung ini terletak di Mahavihara Mojokerto, Desa Bejijong. Konon patung yang dicat dengan warna keemasan ini mempunyai panjang 22 meter, lebar 6 meter dan tinggi 4,5 meter. Dibuat tahun 1993 oleh YM Viryanadi Maha Tera.
Kawasan ini luas sekali, saat kami tiba disini ada pertunjukan barongsai, dan beberapa pertunjukan tradisional seperti reog.
patung budha tidur

Candi Bajang Ratu, terletak di dusun Kraton desa Temon dekat dengan candi Tikus. Buat saya Candi ini  kecil sekali, lebih mirip dengan gapura menurut saya haha. Pada kaki candi ada beberapa relief yang menggambarkan tentang cerita Sri Tanjung, sebagian lagi menceritakan tentang Ramayana.
Candi Bajang Ratu

Candi Tikus, disebut demikian karena pada waktu ditemukan konon candi ini tempat bersarangnya tikus yang memangsa petani.. weww.. mengerikan!!. Candi ini secara arsitektur merupakan replika dari Mahameru, dimana gunung tersebut adalah tempat para dewa bersemayam. Mahameru sendiri merupakan sumber air kehidupam/Tirta Amerta. Secara mitos, air yang mengalir di Candi Tikus dianggap bersumber dari Gunung Mahameru dan merupakan sumber kehidupan. 
Candi Tikus berada di Desa Temon, Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto. Areanya luas sekali, taman-taman di tata begitu rapi, indah dan bersih, salut deh.
Candi Tikus

Candi Kedaton, terletak di dusun kedaton, Desa Sentonorejo, Trowulan, Mojokerto. Candi ini masih dalam proses penggalian sejak tahun 1996 dan sepertinya macet :( entah karena alasan dana atau apa. Para arkeolog sendiri belum bisa memastikan bentuk aslinya nanti seperti apa. Namun konon pada candi ini terdapat lorong rahasia yang menghubungkan kerajaan Majapahit dengan kerajaan lainnya.
Candi Kedaton

Di area ini ada kompleks yang bernama Sumur Upas, yakni suatu bentuk bangunan yang mempunyai lorong rahasia. Lorong ini diberi nama sumur upas(beracun) untuk menakuti musuh agar tidak masuk kesana. Konon lorong ini adalah tempat persembunyian saat musuh menyerang.
Gerabah yang masih tertanam dan sudah diangkat.

gerabah kuno yang berhasil digali, sayang dibiarkan teronggok di peti kayu, tidak terawat :(

sumur yang konon airnya bisa menyembuhkan penyakit

Candi Brahu, terdapat di Desa Bejijong, Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Candi ini merupakan tempat untuk menyimpan abu raja-raja Mojopahit, Brawijaya I, II, III, IV. Setelah dibakar, abunya disimpan di gua candi ini. Candi dibangun dari bata yang direkatkan satu sama lain dengan sistem gosok. Sistem gosok??.
Saat Waisak kemarin, arak-arakan jalan kaki dari Patung Budha Tidur menuju Candi ini untuk menjalankan ritual.
Ada hal spiritual yang menarik saat kami berada disana. Saat itu mendung dan bulan tidak nampak tertutup awan, kemudian serentak semua hening bermeditasi selama kurang lebih 20 menit. Tidak lama mendung hilang dan bulan purnama nongol. Woww... keren, padahal sempat rintik2 juga, bahkan lampu sorot sudah dimatikan dan ditutup pelindung plastik buat jaga-jaga.

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh lebih, sebenarnya kami masih penasaran menunggu perayaan puncak yakni menyalakan obor dan lilin yang jumlahnya ratusan tapi kami sudah letih sejak pagi muter-muter.

Saat pulang ternyata area sekitar ritual perayaan Waisak basah kuyup tanda hujan deras. Menakjubkan!!.

Tips : Tempat wisata candi di Mojokerto  karcis masuknya sukarela, tidak ada patokan harus bayar berapa. Jadi musti siap-siap uang pecahan kecil.


Ayo galakkan wisata domestik, salam petawisata dari Mojokerto..

Sunday, April 10, 2011

Trenggalek: Pantai Prigi & Karang Gongso

Perjalanan dimulai dari Pare-Kediri yang memakan waktu kurang lebih 1,5 jam ke Tulung Agung.
Di TA saya mencangking teman saya sambil makan siang di Sup Ayam Pak Djono. Sup ayam ini terletak di jalan besar arah ke Ponorogo.

Ini SUP aka SOP loh, bukan soto ayam. :D Rasanya memang seperti soto tapi jauh lebih ringan. Di Pare sendiri terdapat jenis sup ayam seperti ini, lebih bening, tak terlalu kuning dan rasanya emang kaldu ayam plus bawang putih.
sop ayam

Selesai makan siang kami meluncur ke Trenggalek, melewati gunung (amboi melewati jalan meliuk2, daku paling sebal). Gunung apa ya namanya lupa, gunung marmer pokoknya. Jadi tak heran seharusnya banyak toko yang menjual keramik2 dari marmer, tapi kami tak berkunjung ke sana.

Pantai Prigi
Kami mampir ke pantai Prigi dahulu sebelum ke pantai Karang Gongso. Dua tempat ini terpisah tak terlalu jauh dan kalau dari arah Tulung Agung, Prigi lebih dekat. Kami sampai sekitar pukul 2 siang. Cuaca mendung jadi mengurangi teriknya mentari namun langit jadi agak pucat.
Pantai Prigi memiliki pasir coklat dan kalau sore biasanya terdapat nelayan2 menarik ikan. Hari itu sangat sepi mungkin karena hari biasa, loket parkir pun tak ada yang menjaga. Cukup bersih dan nyaman. Terdapat banyak warung2 penjual bakso dan es degan. Satu degan seharga 6000 tanpa sirup, 7000 dengan sirup.


pasir boleh coklat tetap indah karena bersih euy

Barisan bukit yang terlihat di belakang

Pantai Karang Gongso
Kami tak berlama-lama di Prigi karena kami tahu Karang Gongso bakal lebih indaaaaaaah....
Lagi, loket retribusi kosong melompong. Karang Gongso memliki area parkir yang lebih rapi. Berpaving. tapi kebanyakan toko-toko suvenir dan makan tutup. Satu2nya tempat mandi milik Mushola seharga 2000, entah mandi atau buang air kecil/besar.
Pasir pantainya putih. Semakin ke barat pasirnya makin kecil dan padat, lembut dan sangat cocok untuk membangun istana pasir! ^^
area parkir pantai Karang Gongso


Sisi timur dipenuhi pasir berbutih besar

Makin ke barat, pasir makin halus dan lembut! Tetap putih!



Foto2 dapat dilihat di sini.