Tuesday, July 24, 2007

Dreamland, bongkasa, sangeh

Well, sudah siap untuk bersenang senang ?

Pagi itu sabtu, 21 juli jam setengah delapan saya janjian bertemu dengan partner saya di depan kantornya. Yaps, hari itu ada satu gawean yang harus diselesaikan. Dan gawean itu adalah jalan jalan seharian penuh.
Cihuiiiii.......



Jam 8 pagi menunggu di lobby sebuah hotel di Kuta, dan ternyata pada telat juga si para peserta. Setelah komplit, dan tidak ada peserta yang tertinggal kita berangkat ke arah selatan bali. Stop pertama sebagai warming up hari ini adalah pantai dream land yang terletak di daerah Pecatu, Kuta Selatan.

Cuaca dalam perjalanan agak tidak bersahabat, mendung tebal dan sempat turun titik titik hujan. Sempat muncul khawatir kalau di pantai hujan lebat, bisa bisa acara yang udah tersusun berantakan. Tapi kami masi beruntung, perjalanan 30 menit dari Kuta ke Dream Land disambut dengan langit yang mulai membiru.

Memasuki daerah Pecatu Graha, mendekati parkir kita diharuskan membayar admission untuk kendaraan 5000 rupiah (gak pake ticket). Di sekitar parkir memang pemandangan terlihat masih sangat gersang. Bukit karang masih dapat terlihat, tapi mungkin beberapa tahun lagi pastinya situasi sudah sangat berbeda karena di daerah ini sedang dikerjakan satu proyek golf 17hole.

Dream land merupakan salah satu pantai yang sangat terkenal dikalangan surfers. Dan lokasi pantai inipun awalnya ditemukan oleh orang asing. Tau MLTR kan? salah satu video klip mereka pernah dibuat di tempat ini.


Untuk dapat menginjak pasir pantai dream land, kita harus menuruni anak tangga yang lumayan tinggi. Di pinggir pantai banyak terdapat cafe cafe sekaligus penginapan yang biasanya disewa oleh para surfers. Suasana pantai tidak seramai pantai Kuta, entah apakah karena masi pagi. Lazy chair dan payung yang banyak terpasang pun masih terlihat kosong. Kita bisa lihat beberapa surfers bermain dengan ombak, orang berlari pagi dengan anjingnya dan terntunya kami yang bermain beberapa game di pinggir pantai.

Sekitar satu setengah jam berada di pantai, saatnya untuk meneruskan perjalanan untuk acara selanjutnya ke desa Bongkasa, mengarah ke utara dari Denpasar.

Di markas organizer team building ini, di tengah sawah kami menikmati menu makan siang.
Pumpkin soup yang lumayan enak, seenak jika dibuat 'jaja waluh' ( kue labu? ) dan main course nasi, sayur urap dan sate lilit. Yummy!

Setelah makan siang, beberapa classic car sudah menunggu kami. Mobil mobil keluaran tahun 1930an yang sudah dimodifikasi sedemikian terlihat cantik sekali.


Okay, saatnya on road! Ada 6 mobil yang beriringan menyusuri desa desa. Untuk beberapa orang yang selama ini hanya tinggal di besarnya Jakarta, perjalanan ini sangat berkesan karena melewati jalan kecil desa dengan udaranya yang masih segar.

Pemberhentian kami selanjutnya adalah di dekat sebuah pura. Entah, saya tak memperhatikan nama puranya. Tapi jika melihat dari lokasi dan besarnya, kalo gak salah itu adalah pura desa. Di depan pura ini terdapat pohon beringin yang super duper besar. Umurnya mungkin sudah lebih dari ratusan tahun. Akar beringin yang menggantung pun terlihat sangat kokoh, dan mungkin jika saya bergelantungan disana, tidak akan putus juga :D


Beberapa game untuk meningkatkan rasa kerjasama dan solidaritas dimainkan disini. Dari lokasi banyan tree ini, sebagian melanjutkan perjalanan dengan menggunakan sepeda menyusuri desa, dan sebagian dari kami mengendarai mobil. Awalnya saya ingin mengendarai sepeda, tapi mengingat posisi saya sebagai penyusup di group ini jadinya saya harus terima jika saya tidak kebagian sepeda. Huhuhuhu....

Dan kamipun berpisah mengambil jalur masing masing. Mereka yang naik sepeda ditemani oleh guide, dan kami yang ada di mobil pun bersenang senang dengan mobil kami.


Sangeh, tempat pertemuan kembali seluruh group. Saya sempat test drive dengan Marvia, mobil yang berwarna merah disini. Saya sudah membuat rekan saya di jok belakang tegang saat saya menginjak gas dan mengendarainya sebanyak 2 laps. Tenang, saya tidak akan menabrakkan mobil ini, karena saya dan kamu masih muda. Huehue...

Di sangeh kita bisa bertemu dengan teman teman lama, para monyet. Tempat ini tidak terlalu ramai dikunjungi turis jika dibandingkan monkey forest di daerah ubud ataupun alas kedaton di Tabanan.


Jika ingin berfoto dengan monyet, akan dibantu oleh local guide sekaligus merangkap fotografer. Guide akan memberikan makanan kepada monyet sehingga monyet mendekat dengan kita. Tinggal pilih, mau foto dengan monyet di pangkuan atokah monyet yang nangkring di atas kepala, semua bisa diatur. Dan kita akan dapat satu lembar foto polaroid yang ditebus seharga 20 rebu.

Mau pakai kamera sendiri? boleh saja, asal tetep ambil satu polaroid dari guide local yang sudah bantuin berpose dengan monyet. *wink*

Sekitar jam 4 sore, kami tiba kembali di markas. Kali ini saya memilih perjalanan diatas sebuah truk. Seneng seneng saja awalnya, tapi ketika turun barulah mulai rasa sakit kepala karena masuk angin. Huhuhu... manja yak!
Tapi itu semua harus dicuekin, karena susunan acara belum selesai semuanya.

Jam 6 sore, kami bersiap untuk dinner di Jimbaran. Hihihi, tanpa berganti baju, hanya dengan mandi kambing dan dandan sedikit kami meluncur untuk menikmati seafood di pantai Kedonganan.

Hari yang melelahkan dan sangat menyenangkan.
thanks for the trip,

ps. mengingat ini adalah salah satu trip gratisan buat saya, jadinya angka angka yang menyangkut biaya tidak lengkap karena saya tak terlalu peduli. hehehe... sorry yah!

Monday, July 02, 2007

Ayung River Rafting

Wanna have some adventure ?

Salah satu kegiatan yang lumayan seru adalah ikutan rafting. Di Bali ada banyak sekali perusahaan rafting, tinggal pinter pinter kita untuk memilih. Dari segi track yang dilalui hampir sama antara satu company dengan yang laennya. Cuman yang sering jadi pertimbangan adalah service yang diberi seperti tingkat profesionalitas guidenya (tentunya gak mau pake guide yang tnyata gak bisa renang kan) yang punya service bagus dan terntunya harganya juga bagus.

Beberapa waktu lalu sempet ikutan rafting di sungai ayung dengan Ayung River Rafting. Starting point dimulai di daerah Petang, sekitar 1 jam perjalanan dari Denpasar ke melewati sangeh. Lokasi starting point berdekatan dengan Bali Elephant Camp yang merupakan produk lain dari Ayung River Rafting.

Setiba di starting point, kita diharuskan untuk register dengan menulis nama dan alamat. Hal ini untuk keperluan asuransi jika terjadi kecelakaan pada track. Barang barang bawaan kita seperti baju ganti dan teman temannya kita titip di reception aja dan bisa kita ambil lagi di finish point. Kalo ingin membawa kamera, dompet dan henpon bisa kita simpan di dalam waterproof bag yang ada di raft.

Selanjutnya kita persiapkan diri masing masing dengan memakai life jacket, helm, dan paddle yang disiapkan disana. Pilih yang ukurannya pas biar terasa nyaman. Setelah itu kita turun kebawah menuju sungai lewat tangga yang banyak. hehehe...saya tak sempat menghitungnya.


Satu perahu karet biasanya berisi 4 - 5 orang ditambah seorang guide. Kita akan mendapat penjelasan singkat sebelum turun ke air. Bagaimana cara memegang paddle, bagaimana cara mengayuh, dan bagaimana cara membuat teman basah kuyup ( ini teori tambahan dari saya ). Yang penting adalah satu team harus selalu kompak kalo tak ingin tercebur. hehehe

Track yang dilalui kali ini sepanjang 11 kilometer ditempuh dalam waktu 2 jam kurang lebih. Banyak variasi jeram dari yang berupa riak riak kecil sampai dengan jeram yang bisa membuat perahu nyangkut dan terbalik. Sepanjang sungai ayung ini kita akan melewati beberapa hotel besar yang terdapat di daerah Ubud. Melewati tebing tebing tinggi, pohon pohon besar dan merambat, dan tentunya air terjun yang menjadi central point perjalanan ini.


Sempet berhenti dua kali untuk foto foto dan nyebur di sungai. Lebih tepatnya adalah hanyut kebawa arus. Untungnya guide yang punya nama keren Ricky, nyelametin saya. Kalo ga, saya gak isa posting sekarang. hihihihi
Itu sebabnya juga, potonya gak ada yang bener, soalnya udah sibuk nyelametin diri sendiri.

Ketika tiba di finish point, bukan berarti perjuangan sudah berakhir. Ada beratus ratus tangga yang harus dilewati supaya bisa kembali ke atas. Whoaa...terus terang sempet buat ngos ngosan juga.

Akhirnya sesudah mengeringkan diri, salin pakaian dan sedikit dandan, waktunya buat makan siang. Sepagian main air memang buat perut laperrr banget. Makannya lumayan enak, buffet gitu dah, tinggal pilih pilih sendiri maunya apa.

Buat yang mau pergi rafting, paling enak pake celana pendek ama kaos, jangan lupa bawa baju ganti, handuk extra ( biasanya seeh dapet handuk juga ), perlengkapan mandi kecil kecilan gituh, sunblock, trus pake sendal yang tahan air.

Harga untuk rafting sekitar 200 rebuan per orang. Umumnya sudah termasuk transfer dan makan siang. Kalo peserta tambah banyak, bisa dapet harga lebih murah lagi loh.
Kebetulan acara rafting saya kemaren gratisan :D. Namanya aja dapat tawaran, gak enak hati kan kalau harus menolak.

So kesimpulannya kalau ada yang mau ikutan rafting kapan kapan, boleh deh nanti tak kasi harga special telor ceplok (numpang jualan yaa...*peace)